PROSPEK PARIWISATA BAHARI KABUPATEN BIMA
Oleh : Muhammad Fahri*)
Mahasiswa Pasca Sarjana Unibraw Malang
dan Staf Pengajar SMKN 1 Bima
Sebagai daerah kepulauan yang eksotik dibelahan timur wilayah nusantara, Kabupaten Bima sebenarnya memiliki potensi besar dalam memanfaatkan pantai dan pesisir sebagai lahan potensial dalam menambah pundi devisa daerah lewat optimalisasi pariwisata bahari. Banyak titik pantai yang dapat diandalkan sebagai alternatif tempat menikmati nuansa laut yang dapat dikelola sebagai asset yang berharga. Persoalan besar yang masih memendam potensi ini adalah pola manajemen yang tidak pernah mengalami inovasi yang serius. Padahal, kalau kita telaah dan amati beberapa daerah di Jawa hanya memiliki pantai yang tidak seindah pantai kita di kabupaten Bima, hanya dengan sentuhan manajemen modern dan berorientasi asset ekonomis dapat menjadi sumber pendapatan daerah yang menguntungkan. Kabupaten Lamongan di Jawa timur dengan wisata bahari memiliki pantai yang tidak terlalu istimewa dilihat dari sudut lingkungan yang mulai tercemar. Tetapi wisata bahari Lamongan telah menjadi ikon daerah dalam menggarap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan nilai yang sangat fantastis. Hal ini menjadi hal yang luar biasa setelah mengalami pembenahan pada pola manajemen wisata bahari yang terintegrasi dan modern.
Contoh Kabupaten Lamongan Jawa timur, hanya satu dari beberapa daerah yang mulai berbenah dengan potensi wisata baharinya. Dilihat dari keunggulan komparatif, Kabupaten Bima jauh lebih potensial untuk memiliki sarana wisata bahari yang lebih eksotik dan menarik minat kunjungan tamu wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Secara kasat mata, Kabupaten Bima memiliki banyak alternatif pantai yang cocok untuk dikembangkan. Potensi para pengunjung kiranya Kabupaten Bima tidaklah terlalu jauh berbeda dengan animo masyarakat yang membutuhkan dan memanfaatkan sarana wisata bahari. Hanya pengelolaan potensi wisata bahari di kabupaten Bima belum dianggap sebagai peluang yang menjanjikan sehingga terkesan tidak serius untuk menggarap potensinya.
POTENSI WISATA BAHARI BIMA.
Pantai-pantai di Kabupaten Bima masih elok dan perawan asli (belum tersentuh) dari sentuhan kemajuan industri. Sepanjang pesisir pantai mulai dari Kecamatan Ambalawi menuju Kecamatan Wera sampai Kecamatan Sape terhampar lekukan pantai indah dengan bentangan pasir putih bersih. Ada Pulau Sangiang dengan legenda gunung apinya. Ada Pulau Ular jinak yang menawarkan jasa wisata yang unik dan berbeda dengan daerah manapun. Pemandangan yang memanjakan mata dan menyegarkan pikiran juga ditawarkan oleh pantai Torowamba dengan latar gunung api Sanghyang. Wisata selam (diving) arus kuat perairan Gilibanta yang berbeda. Dari Kecamatan Sape menuju ke selatan Kecamatan Langgudu sampai Kecamatan Parado pantai pasir putih dengan debur ombak yang menantang adalah pemandangan yang sulit dijumpai diderah lain. Pantai Papa dengan pasir putihnya, Pulau kelapa dengan lambaian daun nyiur yang indah. Pantai Baku yang menantang dengan wisata ombak dan selancar. Kecamatan Donggo sampai Kecamatan Soromandi juga tak kalah eksotiknya untuk dinikmati sebagai sarana wisata bahari yang menarik. Belahan utara pegunungan Tambora ada Kecamatan Sanggar dan Kecamatan Tambora yang memiliki pantai super indah dan natural yang menawarkan suasana alam yang menawan. Ingat, disitu ada Pulau Satonda yang memiliki danau alam yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Deretan potensi pantai wisata bahari ini sampai saat ini belum tersentuh oleh derap kebijakan daerah. Sehingga, potensi ini tidak dapat memberikan konstribusi bagi kemajuan daerah, khususnya sumbangsih terhadap Pendapatan Asli Daerah. Padahal, dengan investasi dibidang jasa wisata bahari menjadikan sektor yang dapat diandalkan untuk menjadi andalan modal pembangunan daerah secara berkelanjutan. Pertanyaan kita saat ini adalah untuk apa potensi wisata bahari yang kaya ini jika tidak mendatangkan input bagi kemajuan daerah secara nyata. Dinas teknis yang menanangani juga telah lama menyadarinya.
Dengan kemajuan pembangunan diberbagai ranahnya, kebutuhan jasa wisata khususnya wisata bahari menjadi sesuatu yang penting dimasa depan bagi daerah ini. Diberbagai daerah, kecenderungan untuk menikmati jasa wisata bahari menunjukkan trend yang meningkat. Sebut saja Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta, pantai Pangandaran di Jawa Barat, ada pantai Parangtritis di ujung kulon di selatan Jogjakarta, Wisata pantai Kenjeran di Surabaya, pantai Kuta di Bali, pantai Senggigi di Lombok, dan yang paling dekat adalah pantai Lakey di Hu’u Dompu. Banyak lagi yang lain yang menjadi ikon secara nyata mendatangkan devisa dan PAD yang signifikan bagi daerahnya masing-masing. Kabupaten Bima meski memiliki banyak titik pantai yang indah belum ada yang dapat memperkenalkan sebagai ikon Bima pada dunia luarnya. Sungguh sangat disayangkan.
Alasan klasik bagi pengembangan wisata bahari adalah ketersediaan modal yang relatif minim. Padahal, modal utama usaha jasa disektor ini adalah ketersediaan dan keberadaan objek wisata itu sendiri. Pengembangan sarana dan prasarana menjadi cerita lain yang dapat disiasati dengan menggandeng para pemodal (investor) untuk menanamkan investasinya di sektor ini didaerah. Dukungan kebijakan daerah menjadi kata kunci dalam pengembangan wisata bahari daerah kedepan.
PERANGKAT PENDUKUNG PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
Wisata bahari adalah industri jasa yang sangat membutuhkan suasana keamanan yang menjamin kelangsungan investasi. Oleh karena itu, keamanan adalah harga mutlak bagi usaha wisata bahari yang menguntungkan. Penerimaan masyarakat sekitar daerah wisata adalah keniscayaan bagi pengembangan wisata bahari di Kabupaten Bima. Jaminan keamanan ini dapat menjadi indikator minat investor untuk menanamkan investasinya di sektor wisata bahari. Membangun kesadaran masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang ramah adalah pekerjaan berat yang mesti digalakkan mulai saat ini.
Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) harus dibakukan agar tidak terjadi tumpang tindih kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan wisata bahari dikemudian hari. Konsistensi kebijakan RUTRW harus termuat dalam rencana strategis (renstra) pembangunan daerah secara berkelanjutan. Kasus pengembangan wisata bahari pantai Torowamba di Desa Lamere Kecamatan Sape tidak perlu terulang kembali. Pemberian ijin usaha wisata Torowamba sebenarnya tidak perlu terjadi adanya ijin usaha yang kontraproduktif dengan usaha tersebut. Kehadiran usaha pertambakan dalam jarak wilayah yang berdekatan (berdampingan) adalah terlihat lucu sebab kehadiran Tambak Udang akan merusak kualitas perairan yang justru menjadi pendukung utama kelangsungan industri wisata bahari. Pengunjung tertarik berkunjung karena ingin menikmati kondisi perairan pantai yang bersih, bukan untuk mencari air gatal dan busuk hasil limbah tambak disekitarnya. Disinilah letak perencanaan pembangunan daerah yang terintegrasi diperlukan untuk mengatur tumpang tindih kepentingan pemanfaatan perairan dan pantai. Perlu pemetaan wilayah (mapping zona) yang jelas dan berkekuatan hukum (minimal; perda),.
Pengembangan wisata bahari harus dimulai dari penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Akses jalan yang baik, alat transportasi yang nyaman, sarana komunikasi yang mudah, jasa kuliner yang sehat dan bersih, sarana hiburan yang menyenangkan, penginapan yang aman dan nyaman, fasilitas wisata bahari yang lengkap, sehingga para pengunjung benar-benar dimanjakan dengan kenyamanan untuk melepas kepenatan dan refresh dengan suasana pantai dan lautnya. Dengan keadaan ini, pengunjung tidak akan mempermasalahkan berapapun biaya yang dikeluarkan untuk menikmati masa liburan dan wisata yang menyenangkan.
Promosi wisata bahari memegang peranan penting dalam pengembangan daerah wisata yang maju. Saat ini, banyak media yang bisa digunakan untuk melakukan promosi wisata yang semakin mudah, murah dan tepat sasaran. Menjalin kerjasama dengan pelaku pariwisata diberbagai daerah, terutama daerah yang telah lebih dulu leading dengan bidang ini. Paket wisata dari Bali dan Lombok bagi para wisatawan mancanegara dapat dijalin dengan agen-agen wisata di kedua daerah tersebut. Apalagi letak Kabupaten Bima yang sangat strategis antara daerah-daerah tujuan wisata nusantara. Ada Bali dan Lombok dari arah barat, ada Taman Nasional Komodo dan Danau Kelimutu di sebelah Timur, dan Tanah Toraja (Tator) Sulawesi selatan di sebelah Utara. Bima menjadi titik tengah dari daerah-daerah tujuan wisata nasional tersebut.
Selain keunggulan komparatif tersebut sesungguhnya diperlukan pembenahan dan pengembangan yang memadai untuk meningkatkan keunggulan kompetitif Kabupaten Bima sebagai daerah tujuan wisata bahari nasional dimasa mendatang.
Implikasi untuk mewujudkan Bima sebagai daerah tujuan wisata bahari nasional ini sangat besar terhadap berbagai aspek didaerah, antara lain terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, tersedianya lapangan kerja baru, penataan lingkungan yang baik, kesadaran untuk menjaga dan melindungi laut dan pantai secara sadar, bergeraknya semua aspek yang menjadi rantai dari perkembangan wisata bahari itu sendiri.
Telaah perencanaan ini, sesungguhnya hanya bermaksud membuka ruang besar inspirasi bersama kita terhadap satu peluang yang berharga dan ada dihadapan kita sebagai bagian dari masyarakat Bima yang peduli dengan optimalisasi potensi pesisir pantai dan laut Bima yang menjanjikan dimasa depan. Menawarkan peluang untuk memberdayakan daerah dengan segala keadaannya sebagai solusi alternatif pembangunan daerah. Kiranya, daerah dengan inovasi yang lemah hanya akan bergerak ditempat. Sebaliknya, kemampuan untuk mencari celah dan memanfaatkannya dengan baik adalah titik awal menuju kemajuan. Sebagaimana filsuf besar Muhammad Iqbal berkata ; Bergerak berarti hidup, berhenti itu mati. Bagaimana pendapat anda?.
Surabaya, 16 January ‘09
elfahri.bima opinion.
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Jumat, 16 Januari 2009
PROSPEK PARIWISATA BAHARI KABUPATEN BIMA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda :