MUHAMMAD FAHRI.
BRAWIJAYA UNIVERSITY MALANG 2009
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi / peradangan yang kronis dan sporadis pada ikan di dalam suatu perairan belum mendaptkan perhatian yang besar. Bagaimanapun, dampak dari penyakit ini dapat meningkat dan berkembang tergantung pada umur dan jenis ikan dan serangan patogen, kebanyakan yang terserang adalah benih-benih ikan. Disamping itu pada suatu ekosistem perairan dihuni berbagai macam jenis biota air sehingga tingkat penularan dari satu biota ke biota yang lain relatif besar, dan sangat sulit untuk dicegah.
Micrococcus luteus ada di dalam microbial tumbuh-tumbuhan, isi perut ikan air tawar yang normal, yang merupakan suatu bakteri ikan yang bersifat patogen. Infeksi dan peradangan pada ikan yang terjangkit oleh Micrococcus luteus telah diteliti dan diamati oleh para ahli.
Haematological Parameter secara luas digunakan untuk menentukan hubungan sistematis dan adaptasi fisiologis yang mencakup penilaian kondisi kesehatan ikan yang umum dan menjadi lebih cepat untuk mengetahui suatu kondisi ikan yang lemah karena telah terjangkit patogen. Pada ikan yang telah terjangkit patogen biasannya akan mengalami perubahan komponen pada sel darahnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik haematological dan perawatan alami pada ikan air tawar (ikan pelangi) yang telah terjangkit Micrococcus luteus dan telah mengalami infeksi/peradangan. Penelitian ini dilakukan disetasiun riset atau hatcery Ataturk University, Fisheries Faculty Turkey antara tahun 1993 dan 1996.
BAB II. MATERI DAN METODE
2.1 Materi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ataturk University Turkey, ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah rainbow fish atau ikan pelangi yang dibenihkan didalam hatchery. Kualitas air yang digunakan adalah pH 7,8 – 8,9 mg/l, dissolved oxygen 2,11 mg/l, HCO3 2,45 milliequivalent/l Ca++ dan Mg++, suhu antara 6,5 – 90 C. Keadaan pada waktu ikan sakit, kematian ikan dicatat dan diamati setiap harinya. Pada bagian-bagian organ dalam ikan yang telah terinfeksi diambil untuk kemudian dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana efek patogenitas yang menyerang organ ikan uji. Pengujian haematologi dilakukan untuk membandingkan parameter darah yaitu dengan mengambil 10 sampel darah ikan yang sehat dan 10 sampel darah ikan yang sudah terinfeksi (dilakukan pada awal penelitian tahun 1995). Dan 30 sampel ikan yang telah terinfeksi dan dirawat selama penelitian dilakukan pemeriksaan pada bagian dalam organ tubuh yang terinfeksi (dilakukan pada tahun 1996).
2.2 Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Isolasi dan identifikasi bakteri dilakukan dengan mengambil sampel organ ikan uji yang telah terinfeksi penyakit antara tahun 1995 - 1996 (pada waktu musim dingin). Inokula bakteri diperoleh pada organ ginjal, hati, limfa, otot ikan yang telah terinfeksi dan ditumbuhkan pada media triptone soya agar (TSA) (Merck, Germany) dan diinkubasi pada suhu 220 C selama 48 jam hingga didapatkan Koloni pada media (plumb and Bowser, 1983).
2.3 Uji invitro desinfektan dan anti biotik
Dibuat media dari kultur kaldu murni sebagai media untuk mengisolasikan bakteri pada masing-masing sampel. Pada tiap-tiap kultur telah ditambahkan kedalamnya larutan dapar fosfat steril dengan konsentrasi yang telah disesuaikan dengan penggunaan spektrofotometer sampai 30% transmitans (525 nm) dengan penyangga fosfat steril. Uji kepekaan bakteri terhadap zat kemoterapi menggunakan larutan formalin sebanyak 80 ml konsentrasi 90% + alkohol 20 ml 10%, sedangkan uji kepekaan terhadap antibiotik menggunakan enrofloxacin dengan dosis 20mg/kg setiap hari dan diberikan secara peroral, selama 4 hari.
Pengujian histopatologi menggunakan jaringan tisu/metode sweb yaitu dengan memotong tipis jaringan permukaan kulit (5um) untuk kemudian ditempelkan pada preparat parafin dan disiapkan dengan menggunakan haematoxylin-eosin, dan diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya.
2.4 Haematology
Diambil 2-3 ml darah pada pembuluh darah ikan yang terdapat pada ekor dan segera ditempatkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi larutan EDTA 4mg/ml (Bullock, 1989). Banyaknya jumlah leukosit dalam darah telah dihitung dengan menggunakan cairan Dacie’s, sedangkan untuk menghitung banyaknya jumlah trombosit dengan menggunakan cairan Natt-Herrick. Sedangkan penghitungan hemoglobin dengan menggunakan cyanmethaemoglobin (bahan reaksi drabkin’s), dan penghitungan haematocrit menggunakan metode microhaematocrit. Rata-rata berat ikan yang digunakan untuk penelitian ini adalah 68,6g. Analisis data menggunakan Anova non parametrik (sig P < 0,05).
BAB III. PEMBAHASAN
Hasil percobaan identifikasi Micrococcus luteus yang telah dilakukan mencakup pengujian menggunakan metyl red, hidolisis urea, pengujian darah dan produksi asam yang berasal dari fruktosa, rafinosa dan adonitol sebelumnya belum pernah dilaporkan. Bakteri Micrococcus luteus banyak ditemui pada tumbuh-tumbuhan air sehingga secara langsung dapat memepengaruhi kehidupan ikan yang ada pada perairan tersebut. Bakteri ini biasanya dapat menyebabkan peradangan maupun infeksi yang kronis pada ikan-ikan dewasa maupun ikan-ikan stadia larva. Pada penelitian sebelumnya juga telah disebutkan bahwa serangan bakteri ini sudah pernah terjadi pada jenis ikan rainbow trout (Austin and Stobie, 1992).
Micrococcus luteus resisten terhadap antibiotik seperti klorampenicol, sulphonamid, dan oxitetraciclin (Austin and Stobie, 1992). Menurut hasil penelitian terbaru diduga Micrococcus luteus tidak tahan terhadap jenis-jenis antibiotik seperti enrofloxacin dan ofloxacin. Dalam penelitian ini diketahui bahwa ikan stadia larva lebih rentan mengalami kematian dibandingkan dengan ikan dewasa, hal ini dikarenakan pada ikan stadia larva masih belum memiliki organ tubuh yang sempurna. Ikan yang diperihara di dalam kolam tanah juga dilaporkan lebih tahan terhadap Micrococcus luteus dibandingkan dengan ikan yang diperihara pada kolam beton (Scoot, 1993).
Efek dari patogenitas Micrococcus luteus yang menyebabkan pendarahan pada organ tubuh bagian tertentu seperti pada hati, limfa, dan ginjal ikan (Austin, 1999). Pada ikan yang telah terinfeksi juga diketahui penurunan jumlah leukosit yang disebut juga dengan leukositosis (Ellis, 1977). Sementara menurut Studnica and Siwikci, (1986) infeksi Micrococcus luteus disamping menyebabkan penurunan jumlah leukosit ternyata juga menyebabkan penurunan jumlah sel darah yang lainnya seperti eritrosit, trombosit, hematocrit dan hemoglobin.
BAB IV. KESIMPULAN
• Bakteri Micrococcus luteus merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi peradangan pada jenis ikan rainbow trout.
• Micrococcus luteus disamping dapat menyebabkan penurunan jumlah leukosit ternyata juga menyebabkan penurunan jumlah sel darah yang lainnya seperti eritrosit, trombosit, hematocrit dan hemoglobin.
DAFTAR PUSTAKA
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Kamis, 29 Januari 2009
CLINICAL, PATHOLOGICAL and HAEMATOLOGICAL EFFECTS of Micrococcus luteus INFECTION
Label :
Infeksi / peradangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda :