by. fahry bapak muda
Kisah ini saya awali dari catatan pengalaman MENGASUH anak kecil mungil umur 7 bulan. Sang pangeran ini lahir di bulan ramadhan terakhir. Nama Daffa Ramadhan (7 bln), memang untuk menandai bulan suci kehadirannya. Daffa sendiri terilhami dari satu buku kecil Nama Nama Anak Muslim, yang berarti pembela yang tangguh. Selain itu, nama ini juga akronim dari nama ibu dan bapak sang bayi.
Singkatnya, setelah lahir dengan berat 3,75 Kg dengan prosesi kelahiran normal, daffa mungil seumur 7 hari telah dikutkan menempuh perjalanan jauh (lk 1000 KM) rute Surabaya - Bima NTB jalan darat, pertimbangan jalan darat setelah konsultasi dengan dokter anak kenamaan di kota pahlawan itu. Hambadallah, sampai di Bima dengan selamat dan tidak terjadi apa-apa. Prosesi upacara sambut datang rangkaian AQIQAH berlangsung dikota Bima yang menjadi tempat muasal leluhur kami.
Setelah 3 bulan di asuh dengan etiket moyang di Bima,tibalah saatnya kami kembali untuk melanjutkan kisah perjuangan kehidupan di kota Surabaya kembali. Ibu masih dinas di salah satu rumah sakit utama dikota itu, RSU DR Soetomo. Bapaknya, sedang melanjutkan study di Kota Malang di sebuah kampus favorit dikota dingin ini, dan cerita inti mulai bergulir dari sini. Inilah kisah selengkapnya.
Ibu yang baru diangkat sebagai CPNS harus menempuh diklat prajabatan sebagai syarat untuk menyempurnakan status kepegawaiannya. Lokasinya di Kota Malang.
Daffa diboyong ke kota Malang yang sejuk. Ibu harus standby di lokasi diklat dengan aturan yang ketat. Daffa diasuh oleh sang Bapak. Bapaknya bertutur kisah bagaimana sebagai single parents menggantikan peran strategis ibu yang mulia itu.
Awalnya, daffa penuh tawaa canda selayaknya balita lain yang penuh ekpresi. Malam menjelang, Keresahan sang bayi mulai tersua. berjauhan dengan ibu sebagai sumber ASI yang menjadi andalan hidupnya. Lelah telah mengantar daffa menutup mata ngantuknya. sekitar tengah malam daffa terbangun dengan isak tangis panggilan ibu. berbagai upaya sang bapak untuk membujuk sang buah hati untuk bisa kembali melanjutkan tidurnya.
Begitu sulit, tangis pecah maraung-raung, ramuan susu instant tidak mempan untuk membujuk walau hanya sekedar unutk diam. ASI ibu tak tergantikan ditengah malam yang senyap itu.
Bapak berharap roda waktu lebih kencang menuju pagi dan berharap ada solusi untuk menawar sedu sedan sang bayi. Malam dilewati dengan penuh gundah. Tidak seperti halnya ada sang ibu yang langsung bisa menutup mulut sang pangeran dengan bejana ASI yang hangat itu. Itu adalah hal yang tak bisa direkayasa dengan dot dan botol susu yang hangat suam sekalipun.
Betapa disini, kodrat ibu sebagai rantai tak terpisah dari kehadiran sang manusia baru tidak bisa dikompensasikan dengan apapun adanya. Ditengah malam dingin itu, ibulah yang penuh sabar meneteki dan mengelus lembut manusia kecil yang butuh hangat itu. Ibu, adalah pahlawan kemanusiaan tertinggi yang dimiliki oleh sejarah siapapun. Kesabarannyalah yang mampu membawa si buah hati menemukan gading dan padang gembala luas pengalaman hidup manusia.
Bait-bait lagu masa kecil mengiang haru. Kasih ibu sepanjang masa, hanya memberi tak mengharap kembali.
Iya, benarlah sesungguhnya : bagai sang surya menyinari dunia.
Malam-malam berlalu dan usai dengan derita bayi dan pelajaran sang bapak, betapa anugerah adanya ibu telah menjadi eksistensial yang tak terbantahkan. Anugerah terbesar dari Tuhan milik manusia.
Pelajaran sempurna ini, senantiasa bapak ingat dalam perjalanan kehidupan yang jauh ke depan.
Terimakasih IBUNDA.........
Semoga anak ini menjadi ikatan terkuat bagi tautan bathin orang tuamu.
Jadilah anak yang berbakti
# Pesan buat anak manis : DAFFA RAMADHAN
SELAMAT MENANGKAP HIKMAH
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Senin, 27 April 2009
PENGORBANAN IBU TIADA TANDINGAN
Label :
Pelajaran Sempurna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda :