by. Fahry Anduk Merenung
Waktu.
Musuh bersama kita yang bermata dua. Dua sisinya tajam. Bangsa Arab mempercayainya laksana pedang terhunus. Selayaknya PEDANG, kita dapat menggunakan untuk menebas leher lawan, membabat semak belukar, mencacah benjolan kayu. Tetapi, jika salah guna kita juga terancam terenggut, tertebas, tercacah, terpotong dan terhina.
Kelihaian kitalah yang menentukan waktu digunakan. Waktu adalah linier, garis lurus yang tak berujung. Tidak ada titik balik. Menjulur maju dan tak pernah terulang. Waktu adalah antitesis dari musim yang yang berganti dan kembali mengulang itu. Sejarah tak pernah terulang. Sejarah adalah gores catatan waktu dimasa lalu, cermin kelihaian kita memanfaatkan ruang dan waktu. Interaksi ruang dan waktu itu, mengantar kita pada hari ini.
Ketika kolaborasi waktu dan ruang ini tercatat, maka untai sejarah telah diukir rapi pada lembaran buku kehidupan. Tidak akan pernah dapat direka ulang, direvisi, atau diraih kembali. Sejarah adalah catatan abadi kehidupan ini. Pada rekam waktu yang tak pernah sirna.
Waktu adalah harga termahal yang pernah kita miliki. Bersamanya, kita coret goresan pena kehidupan. Pena abadi eksistensi. Disini, hakikat berharganya detak waktu yang beriringan dengan derap langkah-langkah diri.
Dengan harganya yang tak tergantikan itu, selayaknyalah, kita sigap dan tahu untuk apa ruang waktu kita isi. Kelalaian, keacuhan, ketidakbecusan, kemalasan, dan pembuangan waktu yang berharga pasti mengantarkan kita pada rasa sesal tiada henti. Penyesalan yang tidak pernah berarti. Keruagian terbesar yang menghinggapi.
Satu hari adalah pena-pena emas yang kita miliki untuk mengukir lembaran kisah terbaik kehidupan.
Dengan waktu itu, kita berharap pigura kehidupan terpajang indah didinding rumah masa depan dan kehidupan kita.
Ayo, kita tuang tinta emas waktu dengan karya sejarah. Kita lekas berbenah. Jauhi lukisan penyesalan di altar kehidupan yang singkat ini. Hanya karena kita tak menyadari waktu berlalu begitu saja.
Ayo Bro ? !!!
Malang, 2 April 09
Sang Penjaga Waktu
riem
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Kamis, 02 April 2009
MEMBUNUH WAKTU
Label :
laksana pedang terhunus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda :