By Fahry Perikanan
Mengawali catatan ini, sebuah keinginan untuk menelusuri ragam usaha perikanan rakyat yang tidak terpublikasi oleh banyak media. Inspirasi bagi kekuatan ekonomi baru berbasis dunia perikanan rakyat yang tahan banting terhadap krisis ekonomi global yang waktu terakhir sangat menggemaskan kita.
Sabtu, 4 April 2009 pukul 08.00 WIB saya memulai perjalanan dari kampus Universitas Brawijaya Malang menuju kota Pare Kediri Jawa Timur. Dikota kecil ini, saya dihadapkan pada banyak pemandangan keindahan perbukitan Malang barat yang sejuk dan asri. Melewati kota Batu, Pujon, Ngantang, Kasembon Malang. Memasuki kota Pare Kediri, pemandangan berubah menjadi lebih panas. Namun, tempat tujuan adalan Desa Canggu, Desa Surowono tepatnya dusun Krecek yang berair melimpah. Usaha perikanan masyarakat seakan bergeliat dengan bidang pertanian. Persawahan dan kolam ikan terhampar sepanjang pandangan mata. Rumah-rumah masyarakat yang besar dan mewah juga terlihat seakan menceritakan taraf kesejahteraan masyarakat yang telah merasuk kehidupan kaum tani.
Adalah Pak Zainuddin, pengusaha yang telaten dibidang perikanan pembenihan ikan nila dan ikan gurami. Menerima kedatangan rombongan dengan keramahtamahan sekaligus dengan sajian jajan basah segar yang nikmat. Sambil bercerita pengalaman usaha pembenihan ikan nila yang telah digelutinya lebih dari 30 tahun lamanya. Hasil usaha ini telah mengangkat taraf hidup keluarganya jauh diatas rata-rata masyarakat lannya. Rumah besar dengan mobil sedan mewah terparkir digarasi adalah bukti keberhasilannya. Usaha ini pula telah mengantar anak-anaknya meraih gelar sarjana, gelar yang prestisius untuk kalangan masyarakat pedesaan. Dengan pakaian kerja berupa pakaian kaos lengan panjang dan celana pendek menandai bahwa setiap saat beliau selalu siap turun ke lapangan kerja yaitu kolam ikan yang luas mencapai 3 ha. Itu semua merupakan hasil dari keberhasilan usahanya. Sebelum mengantar ke kolam, kami terlebih dahulu di suguhi hidangan menu ikan segar goring yang nyam-nyam berupa ikan nila dan gurami yang gurih luar biasa.
Saat bersamaan, beliau juga telah melakukan deal dengan pengusaha pakan ikan, Carca, untuk mengontrakkan 9 petak lahannya senilai 25 juta untuk 2 tahun masa kontrak. Sebuah angka nomina besar saat ini. Dengan mobil mewah beliau memandu menuju lahan kolam dijalan bebatuan desa yang masih macadam itu. Sesampai dikolam beliau dengan sigap mengambil pakan untuk ditaburkan ke lahan kolam pembenihan nila ukuran 2-3 cm. menurut beliau, isi petak itu sekitar 800.000 ekor dengan niali per ekor Rp 45. Sungguh, disitu terdapat asset beliau lebih kurang 36 juta menurut hitungan kasar saya.
Dipetak lain, kolam induk terdapat 2 petak besar dengan isi induk 2 ribu dan 3 ribu ekor. Asset yang tertanam disitu jauh lebih besar. Dari usaha ini, untuk mendapat 5 juta per 2 minggu bukan hal sulit. Bayangkan jika produksi itu telah berlangsung sangat lama, 30 tahun lebih. Jadi, usaha perikanan telah menghadirkan kesejahteraanyang begitu tinggi untuk ukuran masyarakat pedesaan yang hidup dengan kesederhanaan.
Sebelum pulang, rombongan dibekali dengan kan gurami goring yang gurih nyam-nyam. Enak Bro ?
Perjalanan dilanjutkan menuju Blitar. Daerah sentra perikanan yang lain. Dengan perjalanan yang melelahkan rombongan kami sampai di Kecamatan talun Blitar. Keramahtamahan adalah warna umum dari sambutan masyarakat pedesaan yang asri ini. Kami disambut Bapak Supardi, pengusaha ikan gurami yang telaten. Kami disambut dengan sajian jajan desa dan ubi goreng yang empuk. Sambail bercerita usaha pembenihan ikan gurami yang menjadi tumpuan hidup keluarganya. Bapak ini mengakui bahwa usaha ini telah diakuinya telang berlangsung sejak tahun 1970. Berbagai suka dan duka usaha beliau tuturkan dengan lugas dan semangat. Pelanggan juga datang dari berbagai daerah yang jauh diseluruh Indonesia. Pedesaan ini juga memiliki banyak petani yang berprofesi sama dengan Pak Supardi. Usaha yang banyak memberikan banyak peningkatan hidup bagi masyarakat. Kunjungan kami lanjutkan ke kolam pembenihan ikan gurami yang banyak terdapat disekeliling desa. Penjelasan teknis pembanihan gurami kami dapat dari anak pak Supardi, Mas Anto, yang juga berprofesi sama. Selain gurami ikan hias koi juga menjadi usaha masyarakat yang menguntungkan. Setelah lelah survey lokasi kami pulang ke rumah pak suardi dengan hidangan gurami goreng dan gurami santan pedas yang sungguh nyam-nyam.
Kami pamit juga dengan bekal kedua menu istimewa tersebut. Perjalanan kamilanjutkan menuju arah Malang melewati bendungan Karangkates yang monumental itu dan kawasan wisata lahor yang terkenal itu. Menjelang malam pukul 20.00 WIB kami baru kembali di kampus candradimuka, UB Malang.
Sebuah perjalanan wisata yang mengesankan kami lalui hari ini. Dunia perikanan juga sangat menjanjikan sebagai mata pencaharian masyarakat yang menjadi tulang punggung ekonomi desa masa depan. Sekian Bro ?
Senyap Malang, 4 April 2009.
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Sabtu, 04 April 2009
CATATAN PERJALANAN HARI INI.
Label :
Inspirasi kekuatan ekonomi baru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
pertamaXXXX....................
hahaha. bang imran. gmn musda KKPMB tadi. apa ada harapan perubahan baru buat komunitas kita kedepan ?
Posting Komentar
Komentar Anda :