By : Muhammad Fahri, S.Pi (Orang Bima Dirantauan)
Bima, mengeja kata ini ibarat menggigau. Begitu mudah dan lepas. Sebuah daerah pemerintahan tingkat dua yang terletak diujung timur pulau Sumbawa. Dalam khasanah geografis nusantara, terletak persis ditengah gugusan pulau-pulau sunda kecil, dulu istilah ini dinobatkan sebagai pembeda gugus pulau Jawa dengan gugus gugus pulau-pulau ditimurnya. Mencakup pulau Bali. Lombok, Sumbawa, Flores dan ratusan pulau-pualu kecil sebagai orbit masing-masing pulau tersebut.
Gugusan pulau dari Bali hingga Flores dan sejumlah pulau di sekitarnya awalnya tergabung dalam satu provinsi bernama Sunda Kecil, satu dari 10 provinsi pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang pembentukannya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950, Agustus 1950. Setelah berusia empat tahun, berdasarkan UU Darurat No 9/1954, Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja, pesisir utara Bali, berganti nama menjadi Nusa Tenggara (Nusra).
Nama Nusra hanya bertahan empat tahun. Nama itu hilang dari administrasi pemerintahan pada tahun 1958 menyusul pemekaran Nusra menjadi tiga provinsi, yakni Bali, NTB, dan NTT. Ketiga provinsi itu lahir berdasarkan UU No 64/1958, Desember 1958.
Secara umum, karakteristik ketiga daerah ini relatif sama ditinjau dari iklim dan kondisi geografis yang bergunung-gunung dan berbukit. Curah hujan juga relative tidak jauh berbeda. Kultur masyarakat memang memiliki garis perbedaan yang lebih nyata dimana mayoritas agama dimasing-masing daerah sangat berperan dalam membentuk kultur dan budaya masing-masing. Bali dengan mayoritas agama Hindu terasa lebih kental dengan khasanah budaya yang menjadi ikon kehidupan masyarakatnya. Propinsi ini telah berhasil menjadikan kultur budaya daerahnya menjadi asset penting dalam potensi pariwisata nusantara dan bahkan dunia. NTB juga mulai berbenah untuk mengangkat pariwisata sebagai sector andalan untuk promosi daerah. NTT memiliki banyak potensi yang bias menjadi andalan pariwisata masa depan yang kaya nuansa. Sayang masing belum setenar gaung didua daerah “saudaranya” yang lain.
Pulau Sumbawa terdiri dari dua suku bangsa yang memiliki bahasa ibu yang berbeda yaitu suku Samawa dengan bahasa Samawa dibagian barat meliputi Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dibagian timur didiami oleh suku bima dengan bahasa ibu nggahi mbojo menjadi identitas resmi suku bangsa ini meliputi Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu.
Bima, saat ini telah mekar menjadi dua daerah otonom yang hidup berdampingan. Kabupaten Bima sebagai induk dan Kota Bima sebagai daerah baru yang mulai bangkit dan maju. Bima memiliki infrastruktur daerah yang menjadi bagian pentin dalam mengawal derap langkah pembagunan yan digalakkan. Bandara Sultan Salahudin Bima sebagai pintu masuk lewat lalulintas udara, pelabuhan kelas III Bima dan Pelabuhan Penyeberangan Ferry lintas pulau yang menghubungkan dengan pulau Flores NTT sebagai jalur masuk lewat laut. Lewat darat ada jalan nasional yang melintasi pulau Sumbawa dari barat sampai ujung timurnya.
Bima telah ditetapkan sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET BIMA) meliputi Kabupaten dan Kota Bima serta Kabupaten Dompu. Dimaksudkan sebagai titik tumbuh baru pembangunan kawasan untuk mempercepat gegap pembangunan dikawasan ini. Letak Bima yang strategis ini diharapkan dapat menjadi daerah transit bagi berbagai lintasan aktifitas dan roda pembangunan kawasan sehingga dapat memicu dan memacu derap pembangunan yang disinyalir masih belum maksimal.
Sebagai daerah transit arus kemajuan, Bima semestinya terus berbenah untuk memperbaiki sarana prasarana pendukung agar harapan Bima dapat menjadi kawasan baru titik tumbuh pembangunan diberbagai aspek. Dngan itu, peran Bima ke depan dapat menjadi sentral pusat perdagangan, industri dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat dikawasan. Menjadi penyambung arus kemajuan yang saat ini bergerak dari sisi barat menuju ke timur kawasan. Geliat pembanguanan sisi barat yang telah lebih dulu bergerak diharapkan akan menular dengan cepat lewat Bima sebagai daerah penyangga kemajuan kawasan.
Kerja bareng daerah-daerah pulau di gugus sunda kecil semestinya harus ditingkatkan terutama di industri pariwisata (wisata bahari) yang menjadi potensi besar kawasan ini. Ide kerjasama gugus pulau sunda kecil yang dicetuskan oleh Gubernur NTB di Kupang beberapa saat yang lalu (Kompas,20/12/2008) dapat menjadi kajian serius untuk dilanjutkan.
Pluralitas ketiga daerah ini dengan ragam budaya, etnik dan potensi alam dapat dirangkai menjadi satu paket industri jasa wisata yang menggiurkan. Bima sebagai titik tengah dapat menjadi pelopor kerjasama yang saling menguatkan dilingkup sunda kecil.
Paket-paket pariwisata yang andal bisa dijual untuk menjadi andalan yang tak kalah dengan paket wisata nusantara dan mancanegara lainnya. Salah satu contoh yang bisa kita temui di internet saya kutip dibawah ini :
1. Paket 1.
Lombok – Perama Resort – Satonda - Komodo – Lab. Bajo – Rinca – Moyo – Lombok.
2. Paket 5 days / 4 nights. Komodo Land Cruise - Lombok, Sumbawa, Dompu, Bima and Sape Harbor
3. Paket itinerary
Day 1 : Lombok - Sumbawa Besar.
After Breakfast, Departs from hotel Senggigi at 07.00 Am to Labuhan Lombok (East of Lombok) where the harbor of ferry boat is Crossing Sumbawa Strait. It takes 2 hours crossing the strait of Sumbawa. It's nice view to see the mount Rinjani and other small island lies on the both of these island. Lunch in Poto Tano Harbor then on to Sumbawa Besar, overnight at Hotel.
Day 2 : Sumbawa - Bima.
After breakfast visit the "Dalam Loka" Palace then continue on to Bima, afternoon in Bima overnight in Hotel.
Day 3 : Bima - Sape - Komodo.
Departs from hotel at 06.00 Am to Sape Harbor. On the way to Sape, there are many nice spots where you may take a photograph. Upon Arrival in Sape, on board a Private boat to Komodo National Park . Late afternoon visit Komodo dragon. Overnight on boat.
Day 4 : Komodo - Sape - Bima.
After breakfast on the Red Beach for Swimming and Snorkeling. Return to the Sape harbour by boat and directly transfer to Bima . Overnight in Hotel.
Day 5 : Bima - Lombok.
Breakfast then Departs from Hotel Bima at 06.00 Am and back straight to Mataram Senggigi, Arrived in the late afternoon.
4. Paket 3 days 2 nights komodo boat trip
5. Paket 6 days / 5 nights. komodo tours and boat adventure cruise
6. Komodo Cruise Safari - Start from Senggigi Hotel – Lombok
(Teks asli Website : www.korindo-network.com)
Sebenarnya potensi deretan pulau pulau sunda kecil jauh lebih marketable (laku dijual) dibandingkan dengan potensi wisata lainnya. Paket Bali-Lombok-Sumbawa-Flores bukan sebuah hal yang tidak mungkin diwujudkan. Bima mesti dapat mengambil bagian dari paket tersebut sebagai salah satu agenda tujuan wisata. Masalahnya Pemda Bima masih belum serius untuk bergabung dan menggabung diri dengan paket-paket yang ada ini. Pemetaan zona-zona wisata daerah menjadi modal menjual potensi yang ada.
Ringkasnya, sudahkah Pemda Bima memiliki peta goa alam Wera yang unik? Fasilitas apa yang sudah layak di pulau ular yang jinak itu? Perlengkapan apa yang tersedia jika ingin scuba diving di arus Gilibanta? Kemudahan apa untuk para investor menanam modal di daerah ini? Dan seterusnya? Seterusnya???.
Kajian pemetaan potensi dan kerjasama bisa ditingkatkan yang kemudian bisa di nobatkan sebagai lahan besar pariwisata dunia sebagai pengembangan pariwisata nusantara yang saat ini masih berkutat sekitar Bali dan Lombok. Danau Kelimutu, Taman Nasional Komodo (kandidat 7 keajaiban alam dunia) adalah paket yang harus dirangkul sebagai asset wisata masa depan.
Jadi, Bima dimasa depan dapat menjadi daerah transit dan wisata penting bagi kawasan sunda kecil untuk berkembang dan maju. Bagaimana pendapat anda ???
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Kamis, 05 Februari 2009
BIMA : DAERAH TRANSIT DAN WISATA MASA DEPAN
Label :
Bima,
mengeja kata ini ibarat menggigau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
haloo coyyy wuih ungu nih, keren coooy blognya.
kalo b2w dari surabaya ke malang gimana nih?? bisa copot beneran tuh dengkul he..he..
Posting Komentar
Komentar Anda :