LUBANG HITAM DI GALAKSI TETANGGA
Kabar Minggu Ini, 15-Februari-2009, 20:00:00
SEBUAH lubang hitam (black hole) terdeteksi di galaksi yang hanya berjarak 11 tahun cahaya (1 tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer) dari Galaksi Bimasakti. Lubang hitam tersebut mungkin kembaran lubang hitam yang ada di galaksi tempat tata surya berada.
Gambar disamping memperlihatkan lubang hitam ditengah pusaran panas.
Galaksi yang disebut NGC 253 merupakan salah satu galaksi spiral yang mengandung banyak sekali bintang dan debu angkasa yang pekat. Karena letaknya di konstelasi Sculptor, galaksi tersebut juga disebut Galaksi Sculptor. Galaksi tersebut juga disebut galaksi starbust karena banyaknya bintang yang terbentuk di dalamnya.
Para astronom dari Instituto de Astrofisica de Canaries di Spanyol berhasil merekam dengan detik galaksi tersebut menggunakan instrumen optik adaptif di teleskop raksasa VLT (very large telescope) milik ESO (European Southern Observatory) yang ada di Gurun Atacama, Chili. Peralatan tersebut dilengkapi dengan instrumen optik dan cermin yang mengatasi efek blur akibat pembiasan di atmosfer sehingga kemampuan teleskop terestrial ini setara dengan teleskop ruang angkasa.
Pengamatan kami menghasilkan rincian gambar yang jauh lebih jelas, ujar Juan Antonio Fernandez-Ontiveros. Dari gambar tersebut, para astronom menemukan 37 daerah cemerlang yang berada di satu kawasan sempit di pusat galaksi.
Bintang-bintang yang sangat rapat itu berkumpul di satu daerah yang hanya mewakili satu persen besar galaksi. Di kawasan tersebut mungkin terdapat pusat kelahiran bintang yang terbentuk di gumpalan debu yang sangat pekat.
Selain itu, hasil pemantauan yang dikombinasikan dengan pengukuran gelombang maupun citra teleskop ruang angkasa Hubble menunjukkan adanya aktivitas gelombang radio yang sangat tinggi di kawasan tersebut. Para peneliti yakin di pusat galaksi ini terdapat sumber pancaran gelombang radio seperti Sagittarius A di dekat pusat galaksi Bima Sakti yang merupakan tempat terbentuknya lubang hitam.
Kami mungkin menemukan kembaran pusat galaksi kita, ujar Almudena Prieto. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Academy Society Letters edisi teranyar.
Lubang hitam merupakan misteri alam yang diperkirakan terbentuk dari bintang sangat besar yang telah mati karena menghabiskan seluruh energinya. Saat pusatnya tak menghasilkan dorongan ke luar, dinding bintang malah runtuh dan menarik obyek-obyek di sekitarnya. Kekuatan gravitasi lubang hitam sangat besar bahkan menarik cahaya ke dalam. Lubang hitam gelap gulita dan hanya terdeteksi dari aktivitas gelombang radio dan obyek-obyek yang terlihat mengelilinginya.
PLANET ASING TEREKAM SAAT MEMBARA
Sebuah planet asing yang berada 190 tahun cahaya dari Bumi mengalami perubahan suhu yang sangat ekstrem jauh melebihi perubahan iklim di Bumi. Betapa tidak, suhunya naik 700 derajat Celsius hanya dalam waktu enam jam.
Planet yang diberi nama HD80606b tersebut memang jenis planet gas, seperti Planet Jupiter, dengan suhu permukaan yang panas. Lintasan orbitnya berbentuk oval seperti orbit sebuah komet terhadap Matahari sehingga pada saat tertentu berada pada jarak sangat dekat dengan bintang yang dikelilinginya.
Pada jarak orbit rata-rata suhunya sekitar 526 derajat Celsius. Namun, saat mendekati bintangnya dengan jarak 10 kali lebih dekat daripada jarak Planet Merkurius ke Matahari suhunya naik hingga 1226 derajat Celsius karena radiasi panas yang dipancarkan Matahari ke permukaannya naik 800 kali lipat daripada saat planet berada pada orbit terjauh.
Perubahan suhu yang sangat cepat ini menghasilkan gelombang panas sangat tinggi di permukaannya diikuti gejolak panas yang akan menggetarkan seluruh permukaan planet. Rekaman saat-saat permukaannya membara terekam dengan jelas menggunakan teleskop ruang angkasa Spitzer.
Ini merupakan pengamatan pertama perubahan cuaca di planet asing di luar tata surya, ujar Gregory Laughin, profesor ilmu astronomi dari Universitas California Santa Cruz.
Peristiwa perubahan suhu ekstrem ini berulang setiap 111 hari sesuai kala revolusinya. Plant HD80696b dapat dilihat dari Bumi di sekitar rasi beruang besar (Ursa Mayor).
Pada 14 Februari 2009, planet asing tersebut akan melintas di antara Bumi dan bintang yang dikelilinginya. Pada posisi yang disebut transit itu, para astronom berkesempatan mengamatinya seperti sebuah bintik hitam yang bergerak.
DITEMUKAN PLANET MIRIP BUMI MENGORBIT BINTANG SEPERTI MATAHARI
Satelit pemburu planet asing milik Perancis, COROT, berhasil merekam sebuah planet baru di luar tata surya. Ukurannya tak lebih dari dua kali ukuran Bumi dan termasuk planet asing terkecil yang pernah ditemukan.
Planet tersebut mengorbit bintang yang mirip Matahari dan kemungkinan termasuk planet padat seperti Bumi. Penemuan planet padat termasuk mengejutkan karena, dari 300-an planet asing yang terdeteksi, hampir semuanya berupa gumpalan gas raksasa seperti Planet Jupiter.
Untuk pertama kalinya kami kebetulan mendeteksi sebuah planet yang berbatu seperti Bumi. Penemuan ini sangat penting dalam rangka memahami pembentukan dan evolusi planet kita, ujar Malcolm Fridlund, Ketua Ilmuwan COROT dari Badan Antariksa Eropa (ESA).
Obyek yang diberi nama CoRot-Exo-7B terletak begitu dekat dengan bintang induknya yang berada 457 tahun cahaya dari Bumi (1 tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer) sehingga permukaannya terbakar. Suhu di permukaannya sangat panas sehingga diperkirakan berupa lava pijar atau uap air dengan konsentrasi tinggi antara 1.000 hingga 1.500 derajat Celsius.
Planet tersebut mungkin tersusun dari setengah batu dan setengah air. Jadi, pantas kalau planet tersebut disebut planet sauna mengingat betapa panasnya suhu di permukaannya. Dengan suhu sebesar itu, kehidupan hampir dikatakan mustahil.
Para astronom Perancis dan Badan Antariksa Eropa (ESA) mendeteksi keberadaan planet itu saat posisi transit. Teleskop yang dibawa COROT mendeteksi kedipan cahaya akibat gerakan planet di depan bintangnya. CoRot-Exo-7B menempuh lintasan yang sangat cepat. Satu tahun di sana setara dengan 20 jam di Bumi.
Dengan teknik tersebut, para astronom dapat memperkirakan ukuran planet tersebut. Planet tersebut jelas bukan planet gas meskipun belum diketahui massanya. Namun, diperkirakan antara 5,7 hingga 11 massa Bumi. (kompas)
TELESKOP PEMBURU PLANET SEJENIS BUMI
NASA mengumumkan segera diluncurkannya teleskop sederhana, Jumat (30/1), yang akan mengemban misi besar, yakni menemukan berbagai planet sejenis Bumi yang mengorbit bintang-bintang jauh.
Sekalipun para astronom telah menemukan lebih dari 330 planet yang mengelilingi bintang-bintang pada berbagai tata surya lain, tak ada dari mereka berukuran dan berlokasi yang diduga menjadi unsur penting untuk mendukung kehidupan.
Menyandang nama astronom abad 17 yang menguraikan gerakan planet-planet, teleskop Kepler dijadwalkan akan diluncurkan pada 5 Maret dengan roket tak berawak Delta 2 dari Stasiun AU Tanjung Canaveral.
Begitu mencapai posisi yang mengikuti orbit Bumi, Kepler memfokuskan kegiatannya selama tiga setengah tahun pada wilayah langit bertabur banyak bintang antara konstelasi Sygnus dan Lyra.
Dilengkapi dengan kamera 95 megapiksel, kamera terbesar hingga sejauh ini yang pernah diterbangkan ke antariksa, Kepler akan berupaya menemukan planet-planet seukuran Bumi yang mengorbit di dekat bintang-bintang induk mereka.
Para ilmuwan menyatakan kegiatan ini akan seperti berupaya menemukan agas atau nyamuk kecil di tengah cahaya kemilau.
Menurut seorang pengamat dari luar NASA, sebuah planet sebesar Jupiter mengecil di depan cahaya matahari. Jalan lintasan berbagai dunia seperti Bumi menghasilkan perubahan kecemerlangan sekitar 84 bagian dalam sejuta.
Ini sinyal yang kecil sekali dan sulit sulit diprediksi, kata James Fanson, manajer proyek Kepler di Laboratorium Proplusi Jet badan antariksa AS tersebut di Pasadena.
Rencananya akan mengamati tempat ini selama tiga tahun dan menunggu sampai bintang-bintang itu berkedip.
Kepler akan mengirimkan data dari 170.000 target kepada para ilmuwan di Bumi untuk dianalisa.
Hanya sebagian kecil
Bintang-bintang yang dipilih hanya sebagian kecil dari sekitar 4 juta obyek yang diamati Kepler, tetapi para ilmuwan ingin memaksimalkan waktu pengamatan teleskop untuk memastikan mereka dapat menangkap sebanyak mungkin bintang yang berkelap-kelip.
Untuk menemukan planet seperti Bumi, para ilmuwan akan membutuhkan sedikitnya empat transit, suatu proses yang memakan waktu sekitar tiga setengah tahunan. Teleskop-teleskop berbasis darat akan digunakan untuk memverifikasi hasilnya.
Terdapat beberapa fenomena astrofisika yang menyamar sebagai planet, ujar Michael Bicay, direktur sains pada Pusat Riset Ames NASA di California, kepada para wartawan di Tirusville, Florida, tempat teleskop Kepler sedang disiapkan bagi peluncurannya.
Kami harus memilah-milah mereka, kata Bicay, seperti dilaporkan Reuters.
Tak seorang pun tahu seberapa banyak bintang yang memiliki planet bertubuh padat seperti Bumi yang mengorbit di berbagai kawasan yang dapat dihuni, tempat adanya air cair.
Air diyakini sebagai unsur terpenting bagi kehidupan, kendatipun bukti ini hanya didasarkan pada satu contoh, yakni Bumi.
Kita berhak hidup dalam suatu masa dan sebuah negara yang memiliki teknologi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini secara ilmiah, kata Fanson.
JEPANG LUNCURKAN SATELIT PEMANTAU GLOBAL WARMING
Sebuah satelit meluncur, Jumat (23/1), dari Pulau Tangeashima, Jepang, yang ditujukan untuk memantau pemanasan global. Bersama satelit tersebut turut diluncurkan tujuh satelit berukuran kecil yang mendukung program antariksa Jepang
Satelit pemantau gas rumah kaca telah memisahkan diri dari roket pendorongnya dan berfungsi normal, ujar juru bicara Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang (JAXA) seperti dilansir Reuters. Meskipun demikian, nasib tujuh satelit lainnya belum diketahui.
Dengan satelit utama tersebut, para ilmuwan Jepang dapat menghitung kadar karbondioksida dan methana dari 56.000 titik di Bumi. Pemerintah Jepang berharap dapat berperan serta dalam mengatasi perubahan iklim melalui penelitian berbasis satelit itu.
Selain itu, peluncuran ini juga menjadi bagian dari uji coba Jepang untuk menapaki bisnis peluncuran satelit. Selama ini, bisnis tersebut dilayani Eropa, AS, dan Rusia. China dan India juga telah memulainya dalam beberapa tahun terakhir.
China telah berhasil meluncurkan satelit komunikasi milik Nigeria pada tahun 2007 dan satelit pertama Venezuela tahun lalu. India juga bethasil meluncurkan sejumlah satelit termasuk LAPAN TUBSAT milik Indonesia.
Jepang telah menerima order pertama peluncuran satelit dari negara lain pada awal bulan ini. Badan ruang angkasa Korea Selatan telah meminta Jepang untuk meluncurkan satelit KOMPSAT-3 yang didesain untuk memotret permukaan bumi. Peluncurannya direncanakan antara tahun 2011 dan 2012.
Peluncuran satelit dilakukan menggunakan roket buatan Jepang H-2A dari pusat peluncuran di sebuah pulau kecil yang berjarak 1.000 kilometer selatan Tokyo. Untuk meluncurkan satelit dibutuhkan 96 juta dollar AS.
Program peluncuran satelit Jepang telah menunjukkan keahliannya dengan berhasil mengirim satelit ke orbit Bulan tahun lalu. Jepang bahkan berambisi mengirimkan astronot ke Bulan pada 2025.
DIKUTIP DARI BERBAGAI SUMBER.
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Minggu, 15 Februari 2009
BERITA-BERITA LANGIT KITA
Label :
lubang hitam (black hole)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda :