WELCOME TO MY BLOG ::

Selamat Datang Sahabat. Semoga kita menjadi saudara sejati, ketika KLIK anda mengantar masuk space ini semoga bukan ruang hampa yang menjenuhkan. Sangat tersanjung anda berkenaan membaca sejenak apapun yang tersaji disini. Sejurus lalu, meninggalkan komentar, kritik atau pesan bijak buat penghuni blog. Ekspresi anda dalam bentuk tulisan adalah ungkapan abstrak banyak keinginan yang ingin kita gapai. So, berekspresilah dengan tulus dan semangat. Mari kita pupuk semangat dan cita-cita tinggi.
OK

Sabtu, 29 Desember 2012

MERENCANAKAN MODAL USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Muhammad Fahri, MP*)
Perkembangan kesadaran masyarakat terhadap keutamaan derajat kesehatan makin meningkat seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan pendapatannya. Keadaan ini mendorong kebiasaan masyarakat untuk semakin selektif dalam mengkonsumsi produk-produk yang memberikan dampak pada kondisi kesehatan. Peralihan pola konsumsi semakin mengarah pada meningkatnya permintaan produk yang memiliki nilai gizi (nutrisi) tinggi dan harga terjangkau serta dihasilkan dari lingkungan yang ramah lingkungan. 

Ide Bisnis dan Produk 
Produk pangan yang dihasilkan dari lingkungan laut (sea food basic) kian menempati ruang penerimaan konsumen yang semakin luas. Seiring dengan manfaat dan dampak produk-produk pangan hasil laut memiliki kandungan yang mendukung bagi kesehatan yang lebih baik. Jenis hasil laut yang terus mengalami peningkatan permintaan salah satunya yaitu : rumput laut (sea grass). 
Rumput laut memiliki banyak manfaat kegunaan dan kandungan nutrisi sehingga menjadi komoditas penting bagi berbagai produk olahan. Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K. 
Manfaat rumput telah digunakan diberbagai industry, yaitu Sebagai Bahan obat-obatan (anticoagulant, antibiotics, antihehmethes, antihypertensive agent, pengurang cholesterol, dilatory agent, dan insektisida. Karena kandungan gizinya yang tinggi, maka mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan juga saraf. Meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki sistem kerja jantung dan peredaran darah, serta sistem pencernaan. Sebagai Obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok. Kandungan klorofil rumput laut bersifat antikarsinogenik, kandungan serat, selenium dan seng yang tinggi pada rumput laut dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level estrogen yang terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya kanker, sehingga konsumsi rumput laut memperkecil resiko kanker bahkan mengobatinya. 
Kandungan vitamin C dan antioksidan rumut laut dapat melawan radikal bebas. Kaya akan kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar, melancarkan pencernaan, meningkatkan kadar air dalam feses. Membantu metabolisme lemak, sehingga menurunkan kadar kolesterol darah dan gula darah. Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya. Dapat membantu penyerapan kelebihan garam pada tubuh. Baik untuk diet, mengurangi resiko obesitas, serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama. Anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C nya bekerja dalam memelihara kolagen, sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit. Sehingga Mencegah penuaan dini. Mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis. 

Indonesia memiliki potensi areal budidaya rumput laut seluas 1,2 juta Ha, dengan potensi produksi rumput laut kering rata-rata 16 ton per Ha. Apabila seluruh lahan bisa dimanfaatkan maka akan dapat dicapai 17.774.400 ton per tahun dengan harga Rp. 4,5 juta per ton. Dengan kisaran jumlah produksi dan tingkat harga tersebut, akan diperoleh nilai Rp.79,984 triliun. Namun dari potensi area yang sangat luas ini, Indonesia saat ini hanya mampu mengusahakan 3% dari potensi lahan yang ada (BEI News Maret-April, 2005). 
Berdasar data yang dikemukakan di atas, masih terbuka lebar peluang usaha budidaya dan investasi pemrosesan rumput laut. Peluang usaha itu semakin besar sejalan dengan perkembangan permintaan rumput laut dunia yang meningkat rata-rata 5-10% per tahun. Dewasa ini permintaan rumput laut yang ditujukan kepada eksportir Indonesia diindikasikan sudah mencapai 48.000 ton rumput laut kering per tahun (World Bank Report, 2006). 
Potensi usaha budidaya rumput laut ini akan terus berkembang sejalan makin luasnya pemanfaatan rumput laut sebagai bahan makanan, polimer maupun bahan dasar kertas dan industri lainnya. Untuk memanfaatkan peluang pasar, maka usaha-usaha di bidang rumput laut yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah: 

1. Pembukaan usaha budidaya rumput laut, atau pengembangan perluasan usaha dengan perluasan areal budidaya. 
2. Pengolahan pasca panen untuk memperoleh nilai tambah 
3. Industri pemroses rumput laut untuk produk makanan siap saji, Semi Refined Carrageenan (SRC) dan Alkali Treated Carrageenan (ATC). 

Hampir seluruh daerah di Indanesia memiliki lahan yang cocok untuk budidaya rumput laut, antara lain di Sulawesi, Bali, NTB dan NTT, serta Papua. Di NTB rumput laut banyak dibudidayakan di Pulau Bali, Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok. Mengingat besarnya permintaan pasar terhadap bahan baku rumput laut tersebut dibidang industri baik makanan, bahan baku kosmetika, dunia medis, dan industri maka diperlukan usaha penyediaan bahan baku yang memiliki kualifikasi yang dapat diterima. Dengan produksi yang tinggi maka ketersediaan bahan baku menjadi tersedia dan menentukan keberlangsungan usaha lanjutan bidang ini. 
Berdasarkan peluang usaha yang dianalisa maka prospek usaha yang menguntungkan dibidang rumput laut ini maka dipilih usaha budidaya dan pemrosesan rumput laut bahan baku industri dalam skala yang lebih besar. Bentuk produk yang akan diproduksi adalah rumput laut jenis Euchema cottoni dengan pola usaha budidaya metode tali lepas dasar.
 Gambar 1. Rumput laut jenis  Euchema cottoni
Investasi 
Investasi yang dibutuhkan untuk usaha budidaya dan pemrosesan rumput laut sebesar Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah). Untuk mendapatkan pendanaan (investasi) yang dibutuhkan tersebut dapat dilakukan penawaran pinjaman modal dari pihak pemodal (investor) melalu pengajuan proposal usaha. Calon investor diharapkan dari lembaga perbankan dengan kredit usaha yang memiliki bunga rendah. Sehingga sangat memudahkan dalam upaya pengembalian modal dan memberikan keuntungan yang lebih baik. 
Kebutuhan dana investasi budidaya dan pemrosesan rumput laut sebagai bahan industri sebagian besar diperuntukkan sebagai budidaya dan biaya penanganan (penampungan) yang melibatkan banyak tenaga kerja. Produksi rumput laut yang tidak mengenal musim (produksi terus menerus) membutuhkan ketersediaan dana yang besar. Dengan demikian kebutuhan dana yang besar diharapkan dapat meningkatkan produksi dan memberikan keuntungan yang tinggi pula. Untuk keperluan pendanaan usaha budidaya, diperoleh informasi bahwa pihak perbankan siap mendanai usaha budidaya rumput laut sesuai dengan skim kredit yang ada dan memenuhi kelayakan perbankan. Berbagai bank memiliki skim kredit untuk berbagai usaha kecil dan menengah. Skim kredit ini ditujukan untuk pemenuhan dana modal kerja maupun investasi. 
Pembiayaan usaha budidaya dapat berasal dari modal sendiri maupun dari pinjaman atau kredit. Pembiayaan yang berasal dari pinjaman bank berupa kredit investasi dan atau kredit modal kerja. Pembiayaan ini diperlukan untuk berbagai tujuan antara lain untuk : 

1. Pembelian alat-alat dan infrastruktur budidaya, pembelian bibit dan pembayaran tenaga kerja. 
2. Pembelian mesin untuk pengeringan, sortir dan pengepakan rumput laut. 
3. Pendirian usaha pengolahan rumput laut untuk kebutuhan industri. 

Modal usaha yang diperoleh pembudidaya dipergunakan untuk membeli bahan-bahan infrastruktur budidaya (tali, pasak, pelampung, jangkar pemberat), bibit rumput laut dan pembayaran biaya operasional. Pengembalian dilakukan dengan angsuran selama periode budidaya (6 bulan 4 kali siklus panen). Berdasarkan hasil survey pembudidaya membutuhkan tambahan pagu pinjaman guna membeli/membuat para-para jemur rumput laut. Penggunaan para-para saat penjemuran rumput laut memberikan hasil rumput laut kering yang lebih baik mutunya jika bandingkan dengan cara penjemuran asalan (tanpa alas). Dengan para-para rumput laut tidak tercampur dengan kotoran waktu penjemuran dan hasil kering lebih merata. 

Sumber Pendanaan 
Dari kebutuhan modal yang diperlukan untuk usaha pengolahan rumput ini yaitu sebesar Rp. 200.000.000. (dua ratus juta rupiah) diperlukan analisa untuk menetapkan sumber pendanaan yang akan dipilih. Analisa Return On Equity ( ROE ) untuk sumber pendanaan dilakukan untuk memilih alternatif pendanaan yang paling menguntungkan dari sisi usaha yang dijalankan. 
Sebagai sebuah kasus, sumber pendanaan akan dipilih dari tiga alternatif yaitu 100 % modal sendiri atau 75% modal sendiri atau 50% modal sendiri. Asumsi keuntungan yang diperoleh sebesar 30% dari nilai investasi. Bunga pinjaman sebesar 20% pertahun. Pajak Penghasilan 15% dari keuntungan sampai dengan 10 juta, 25% dari keuntungan diatas 10 juta. Analisa ROE untuk usaha budidaya metode tali lepas dasar dan pemrosesan rumput laut pasca panen berupa produk rumput laut kering bersih jenis Euchema cottoni sebagai bahan baku industri adalah sebagai berikut : 

Alternatif 1.
-        Modal sendiri                                                             Rp. 200.000.000.
-        Laba sebelum bunga dan pajak (30%)                        Rp.   60.000.000.
-        Bunga Pinjaman                                                          Rp.     0.-
-        Pajak Penghasilan : 15% X 10.000.000                      Rp.     1.500.000
                                             25% X 50.000.000                    Rp.   12.500.000
-        Laba Bersih Rp. 60.000.000 – Rp. 14.000.000          Rp.   46.000.000

ROE =   46.000.000   X 100% = 23 %
              200.000.000

Alternatif 2.
-        Modal sendiri 75% X Rp. 200.000.000.                     Rp. 150.000.000
-        Modal Pinjaman 25% X Rp.200.000.000.                  Rp.   50.000.000

-        Laba sebelum bunga dan pajak (30%)                        Rp.   60.000.000
-        Bunga Pinjaman 20% X Rp.50.000.000.                    Rp.   10.000.000
-        Laba sebelum Pajak                                                    Rp.   50.000.000
-        Pajak Penghasilan : 15% X 10.000.000                      Rp.     1.500.000
                                             25% X 40.000.000                     Rp.   10.000.000
-        Laba Bersih Rp. 50.000.000 – Rp. 11.500.000          Rp.   38.500.000

ROE =   38. 500.000   X 100% = 25.6 %
              150.000.000

Alternatif 3.
-        Modal Sendiri 50% X Rp.200.000.000.                     Rp. 100.000.000
-        Modal Pinjaman 50% X Rp.200.000.000.                  Rp. 100.000.000

-        Laba sebelum bunga dan pajak (30%)                        Rp.   60.000.000
-        Bunga Pinjaman 20% X Rp.100.000.000.                  Rp.   20.000.000
-        Laba sebelum Pajak                                                    Rp.   40.000.000
-        Pajak Penghasilan : 15% X 10.000.000                      Rp.     1.500.000
                                             25% X 30.000.000                     Rp.     7.500.000
-        Laba Bersih Rp. 40.000.000 – Rp. 9.000.000                        Rp.   31.000.000

ROE =   31.000.000   X 100% = 31 %
              100.000.000

Dari ketiga alternatif tersebut, terlihat bahwa alternatif ketiga memberikan laba bersih paling sedikit (Rp.31.000.000) tetapi memberikan nilai ROE yang tertinggi. Alternatif ketiga ini baik untuk dipilih jika sisa dana yang sebesar Rp.100.000.000 Dapat diinvestasikan pada usaha lain sehingga menghasilkan jumlah pendapatan yang lebih baik dari pada alternatif pertama (semua modal sendiri). Jadi dalam menentukan komposisi pendanaan harus dipertimbangkan biaya bunga dan ROE yang dihasilkan.

Muhammad Fahri
SMKN 1 Bima NTB
elfahry.bimami@gmail.com


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda :

SAHABAT MAYA :

SEARCH LINK :

Label List

VISIT TOROWAMBA BEAUTY BEACH

VISIT TOROWAMBA BEAUTY BEACH
torowamba as one of tourism asset in sape bima

NEW MOTIVATION :

SUNGGUH SANGAT MEMALUKAN JIKA KAPAL BESAR KITA BERBALIK HALUAN KEBELAKANG HANYA UNTUK MENGURUS SAMPAN KECIL MASALAH. AYO !!! MAJU TERUS BRO !
Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates