WELCOME TO MY BLOG ::

Selamat Datang Sahabat. Semoga kita menjadi saudara sejati, ketika KLIK anda mengantar masuk space ini semoga bukan ruang hampa yang menjenuhkan. Sangat tersanjung anda berkenaan membaca sejenak apapun yang tersaji disini. Sejurus lalu, meninggalkan komentar, kritik atau pesan bijak buat penghuni blog. Ekspresi anda dalam bentuk tulisan adalah ungkapan abstrak banyak keinginan yang ingin kita gapai. So, berekspresilah dengan tulus dan semangat. Mari kita pupuk semangat dan cita-cita tinggi.
OK

Sabtu, 29 Desember 2012

MERENCANAKAN MODAL USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Muhammad Fahri, MP*)
Perkembangan kesadaran masyarakat terhadap keutamaan derajat kesehatan makin meningkat seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan pendapatannya. Keadaan ini mendorong kebiasaan masyarakat untuk semakin selektif dalam mengkonsumsi produk-produk yang memberikan dampak pada kondisi kesehatan. Peralihan pola konsumsi semakin mengarah pada meningkatnya permintaan produk yang memiliki nilai gizi (nutrisi) tinggi dan harga terjangkau serta dihasilkan dari lingkungan yang ramah lingkungan. 

Ide Bisnis dan Produk 
Produk pangan yang dihasilkan dari lingkungan laut (sea food basic) kian menempati ruang penerimaan konsumen yang semakin luas. Seiring dengan manfaat dan dampak produk-produk pangan hasil laut memiliki kandungan yang mendukung bagi kesehatan yang lebih baik. Jenis hasil laut yang terus mengalami peningkatan permintaan salah satunya yaitu : rumput laut (sea grass). 
Rumput laut memiliki banyak manfaat kegunaan dan kandungan nutrisi sehingga menjadi komoditas penting bagi berbagai produk olahan. Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K. 
Manfaat rumput telah digunakan diberbagai industry, yaitu Sebagai Bahan obat-obatan (anticoagulant, antibiotics, antihehmethes, antihypertensive agent, pengurang cholesterol, dilatory agent, dan insektisida. Karena kandungan gizinya yang tinggi, maka mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan juga saraf. Meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki sistem kerja jantung dan peredaran darah, serta sistem pencernaan. Sebagai Obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok. Kandungan klorofil rumput laut bersifat antikarsinogenik, kandungan serat, selenium dan seng yang tinggi pada rumput laut dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level estrogen yang terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya kanker, sehingga konsumsi rumput laut memperkecil resiko kanker bahkan mengobatinya. 
Kandungan vitamin C dan antioksidan rumut laut dapat melawan radikal bebas. Kaya akan kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar, melancarkan pencernaan, meningkatkan kadar air dalam feses. Membantu metabolisme lemak, sehingga menurunkan kadar kolesterol darah dan gula darah. Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya. Dapat membantu penyerapan kelebihan garam pada tubuh. Baik untuk diet, mengurangi resiko obesitas, serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama. Anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C nya bekerja dalam memelihara kolagen, sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit. Sehingga Mencegah penuaan dini. Mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis. 
Read More......

PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Oleh ; Muhammad Fahri, MP

Indonesia merupakan negara dengan bentuk kepulauan yang terbesar di dunia. Indonesia terdiri dari 13.000 pulau besar kecil dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi 26 juta Ha areal perikanan laut dan pantai. Selain sebagai lahan penangkapan ikan, perairan pantai juga dimanfaatkan untuk usaha budidaya perairan (marine aquaculture). Dari areal lahan pantai seluas 26 juta Ha, hanya 680.000 Ha atau kurang dari 3% yang dimanfaatkan untuk produksi (ADB, 2006, Project Number 35183).

Menentukkan Ide Bisnis

Salah satu bidang aquaculture (budidaya perairan) yang berkembang dewasa ini adalah budidaya rumput laut (seaweed culture) terutama budidaya rumput laut jenis Eucheuma Cottonii. Indonesia memiliki potensi areal budidaya rumput laut seluas 1,2 juta Ha, dengan potensi produksi rumput laut kering rata-rata 16 ton per Ha. Apabila seluruh lahan bisa dimanfaatkan maka akan dapat dicapai 17.774.400 ton per tahun dengan harga Rp.4,5 juta per ton. Dengan kisaran jumlah produksi dan tingkat harga tersebut, akan diperoleh nilai Rp.79,984 triliun. Namun dari potensi area yang sangat luas ini, Indonesia saat ini hanya mampu mengusahakan 3% dari potensi lahan yang ada (BEI News Maret-April, 2005). 

Berdasar data yang dikemukakan di atas, masih terbuka lebar peluang usaha budidaya dan investasi pemrosesan rumput laut. Peluang usaha itu semakin besar sejalan dengan perkembangan permintaan rumput laut dunia yang meningkat rata-rata 5-10% per tahun. Dewasa ini permintaan rumput laut yang ditujukan kepada eksportir Indonesi diindikasikan sudah mencapai 48.000 ton rumput laut kering per tahun(World Bank Report, 2006). 

Rumput laut pada waktu ini menjadi salah satu komoditas pertanian penting yang makin banyak dibudidayakan karena permintaan terhadapnya makin meningkat. Disamping karena kandungan agarnya juga ada kandungan karagenan (Carrageenan) yang penggunaannya makin meluas. Rumput laut dengan kandungan bahan untuk agar terutama didapatkan dari spesies Gracilaria dan Gelidium, sedangkan untuk kandungan karagenan banyak dibudidayakan spesies Eucheuma, ialah Eucheuma Cottoni dan Eucheuma. Sebagai karagenan, rumput laut kering diolah menjadi bentuk tepung untuk diekspor dan sebagian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan pasar lokal mencapai 22.000 ton per tahun (Ekon. Neraca 2 Juni 1999). 

Karagenan merupakan bahan yang unik untuk berbagai industri makanan seperti kemampuan dengan konsentrasi rendah mengikat cokelat ke dalam susu cokelat. Sari karegenan juga dipergunakan untuk pembuatan “dessertgel” semacam agar untuk hidangan penutup makan. Karagenan memiliki derajat panas pencairan yang tinggi, sehingga mudah dipasarkan di daerah tropis atau di tempat yang tidak tersedia lemari pendingin (refrigerator). Agar karagenan juga banyak dipergunakan sebagai bahan penambah (additive) pada berbagai makanan Eropa. 

Fungsi karagenan sebagai perekat pasta gigi menyaingi penggunaan sodium carboxymethylcellulose (SCMC), karena keunggulan kualitasnya dan penampilan karagenan dalam pasta gigi. Karagenan juga sangat penting di dalam industri makanan binatang piaraan (Pet Food), penyegar udara (Air Freshener) dan dalam daging hamburger sebagai subsitusi lemak. Penggunaan karagenan rumput laut akan bertambah makin luas dan makin banyak di masa yang akan datang, sehingga permintaan terhadap produksi rumput laut ini akan terus meningkat di masa mendatang. 

Potensi usaha budidaya ini akan terus berkembang sejalan makin luasnya pemanfaatan rumput laut sebagai bahan makanan, polimer maupun bahan dasar kertas dan industri lainnya. Untuk memanfaatkan peluang pasar yang masih sangat terbuka ini, maka usaha-usaha di bidang rumput laut yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah: 

1. Pembukaan usaha budidaya rumput laut, atau pengembangan perluasan usaha dengan perluasan areal budidaya. 
2. Pengolahan paska panen untuk memperoleh nilai tambah 
3. Industri pemroses rumput laut untuk produk makanan siap saji, Semi Refined Carrageenan (SRC) dan Alkali Treated Carrageenan (ATC). 

Hampir seluruh daerah di Indanesia dapat dilangsungkan usaha budidaya rumput laut antara lain di Sulawesi, Bali, NTB dan NTT, serta Papua. Di NTB rumput laut banyak dibudidayakan di Pulau Bali, Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok. Mengingat besarnya permintaan pasar terhadap bahan baku rumput laut tersebut dibidang industri baik makanan, bahan baku kosmetika, dunia medis, dan industri maka diperlukan usaha penyediaan bahan baku yang memiliki kualifikasi yang dapat diterima. Dengan produksi yang tinggi maka ketersediaan bahan baku menjadi tersedia dan menentukan keberlangsungan usaha lanjutan bidang ini. 

Berdasarkan peluang usaha yang dianalisa maka prospek usaha yang menguntungkan dibidang rumput laut ini maka dipilih usaha budidaya dan pemrosesan rumput laut bahan baku industri dalam skala yang lebih besar. Bentuk produk yang akan diproduksi adalah rumput laut jenis Euchema cottoni dengan pola usaha budidaya metode tali letak dasar. 

Gambar 1. Rumput laut jenis Euchema cottoni 

Pemilihan usaha budiaya rumput laut sebagai ide bisnis ini didasari semakin meningkatnya permintaan pasar lokal, nasional dan bahkan internasional terhadap bahan baku dan makin meluasnya skala pemanfaatan bahan baku rumput laut dalam dunia industri. Kebutuhan yang kian meningkat ini menjadi tantangan untuk dapat dipenuhi terutama dari usaha budidaya dan pemrosesan rumput laut. Sebagai daerah yang didominasi oleh wilayah perairan menjadikan potensi pengembangan rumput laut yang sangat tinggi. Pengembangan rumput laut dilakukan dengan pertimbangan : periode budidaya singkat (30 – 60 hari), transfer teknologi mudah, serta mampu melibatkan partisipasi aktif perempuan secara massal. Selain dipengaruhi oleh kenyataan bahwa komoditas ini belum memiliki kuota, baik di pasar domestik maupun internasional.

Segmentasi Pasar dan Target Pasar

Kondisi industri hilir rumput laut di Indonesia saat ini tergolong minim dan penyebarannya masih terkonsentrasi di beberapa kota besar seperti Surabaya, Makassar dan Jakarta. Minimnya industri hilir dalam negeri, secara kalkulasi merugikan, terutama bagi industri hulu yang mayoritas berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Akselerasi industri hulu yang tinggi tidak diimbangi dengan pengembangan industri hilir, sehingga secara simultan mendorong orientasi pemasaran (domestik/ekspor) dalam bentuk bahan mentah. 

Hasil panen produksi budidaya oleh pembudidaya, dijual dalam bentuk rumput laut kering, setelah dijemur selama 3 sampai 4 hari. Rumput Laut Kering dimasukkan ke dalam karung-karung plastik untuk dijual kepada para pedagang pengumpul atau kepada Koperasi yang kemudian menjualnya kepada pengusaha / pabrik pengolahan rumput laut di beberapa kota besar di Indonesia. Para pengumpul membeli rumput laut kering dari nelayan dengan harga sekitar Rp. 3.500 – Rp. 5.000 per kilogram, tergantung pada jenis rumput laut ataupun jarak lokasi budidaya ke perusahaan pengelola. Pemasaran seperti ini bagi pembudidaya memang tidak menguntungkan dari segi harga. 

Gambar 2. Pengolahan pasca panen rumput laut

Segmentasi Pasar 

Permintaan rumput laut dipengaruhi oleh permintaan pengguna rumput laut yaitu industri-industri makanan, obat-obatan dan bahan polimer. Ekspor rumput laut Indonesia secara total selalu meningkat pesat. Perkembangan ekspor itu terjadi pada hampir seluruh negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia, Peningkatan ekspor paling pesat terjadi pada negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia di Asia yaitu: Cina, Hongkong dan Phillipina. 

Proyeksi peluang pasar, ekspor rumput laut Indonesia mengalami perkembangan rata-rata 15% per tahun. Selain ditunjukkan oleh perkembangan ekspor juga dapat dilihat dari selisih antara jumlah permintaan/kebutuhan dunia dan jumlah yang mampu diproduksi. 

Kondisi tingkat penawaran rumput laut di tingkat dunia yang belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Hal demikian juga terjadi di Indonesia, kemampuan produksi yang ada masih kecil dibanding permintaan. Penawaran suatu produk selalu berada pada posisi sebatas kemampuan kapasitas produksi. Pada tahun 2005 permintaan rumput laut dunia mencapai 260.571.050 ton berat kering sementara Indonesia hanya mampu memenuhi sejumlah 300.000 ton berat kering. Jadi penawaran rumput laut masih jauh dari kebutuhan atau permintaan. 

Sebagai gambaran Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang memiliki potensi areal budidaya rumput laut seluas 6.000 Ha dengan potensi produksi 28.100 ton, namun kenyataannya pada tahun 2005 hanya mampu memproduksi 419 ton rumput laut kering, suatu jumlah yang jauh dari potensi yang ada (Sunarpi et.al, April 2006). Hal ini menunjukkan bahwa potensi budidaya rumput laut belum dimanfaatkan secara optimal. 

Ekspor rumput laut Indonesia dalam posisi belum menggembirakan, karena mayoritas masih dilakukan dalam bentuk raw seaweed atau rumput laut kering atau raw seaweed, sedangkan ekspor hasil olahan rumput laut (ekstrak) masih kecil porsinya. Pada tahun 2000 jumlah ekspor rumput laut kering 25.000 ton, dan ekspor ekstrak berjumlah kurang lebih 15.000 ton. Pada tahun 2004 ekspor rumput laut kering kurang lebih berjumlah 55.000, ekstrak rumput laut kurang lebih 10.000 ton, dan total ekspor rumput laut sebesar 65.000 (Neish. Ian Charles, 2006). 

Dengan berpedoman data produksi dan ekspor maka dapat dinyatakan bahwa : 

1. Peluang pasar dan perluasan usaha budidaya rumput laut masih sangat terbuka karena realisasi produksi jauh berada di bawah kapasitas produksi dan permintaan rumput laut kering. 
2. Ekspor rumput laut Indonesia sebagian besar adalah raw seaweed, dengan demikian terdapat peluang yang cukup besar untuk membuka investasi industri pengolahan ekstrakt rumput laut yang memiliki nilai tambah (value added). 

Rantai pemasaran rumput laut berawal dari pembeli besar yang biasanya exporter atau pemroses rumput laut (pabrikan). Pabrikan akan mengadakan negosiasi transaksi kepada pedagang besar, tentang harga, spesifikasi produk dan syarat-syarat pembayaran. Dalam proses transaksi ini, biasa terjadi pedagang besar diberi modal atau uang muka untuk pengadaan barang. Selanjutnya pedagang besar aka melakukan kontak kepada pedagang pengumpul. Selanjutnya pedagang kecil inilah yang melakukan pencarian/ pengumpulan rumput laut kering, proses awal (sortir dan pemilihan) dan pembayaran kepada petani pembudidaya. 

Biasanya pedagang pengumpul sudah memiliki “anak buah” yaitu pembudidaya yang diberi pinjaman modal dan akan menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul tersebut. Untuk pedagang besar akan mengumpulkan rumput laut kering dari pedagang pengumpul dan juga dari pembudidaya binaannya. 

Ditinjau dari aspek transportasi, komunikasi dan ketersediaan produk yang jauh dibawah permintaan maka kendala pemasaran dapat dikatakan tidak ada. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada kendala dalam pemasaran yaitu aspek kualitas. 

Kendala utama pemasaran utama dan pertama-tama harus ditangani adalah masalah kepercayaan pada produk yang ditawarkan. Kepercayaan akan terbentuk melalui terpenuhinya standard mutu produk rumput laut (Neish, 2006). Aspek kualitas ini banyak dipengaruhi aspek teknologi dan pengolahan pasca panen (DKP, 2006). Dengan keadaan seperti itu, maka kendala yang ada sebenarnya adalah tantangan pasar dan tuntutan persaingan untuk selalu meningkatkan mutu. Untuk merebut posisi dan kepercayaan pasar, standard mutu produk rumput laut yang diekspor harus memenuhi berbagai kriteria (Neish, 2006): 

1. Aspek Produk. 
a. Kadar air atau tingkat kelembaban max 38% 
b. Prosentasi kotoran pada rumput laut maksimum 2% 
c. Umur pemanenan minimum 45 hari. 
d. Kadar garam rumput laut. 

2. Aspek standarisasi produk. 
a. Standarisasi produk sesuai dengan kebutuhan pasar. 
b. Prosedur standar menggunakan uji laboratorium 
c. Diterapkan dan dipatuhinya manual mutu dan produksi 
d. Sertifikasi sebagai penjaminan mutu. 

Pemakaian karaginan diperkirakan 80% digunakan dibidang industry makanan, farmasi dan kosmetik. Pada industry makanan sebagai stabilizer, thickener, gelling agent, additive atau komponen tambahan dalam pembuatan coklat, milk, pudding, instant milk, makanan kaleng dan bakery. Untuk industry non food antara lain pada industry : 
- farmasi: sebagai suspensi, emulsi, stabilizer dalam pembuatan pasta gigi, obat-obatan, mineral oil. 
- Industri-industri lain : misalnya pada industry keramik, cat dan lain-lain. 

Segmentasi pasar rumput laut yang akan digarap dalam usaha budidaya ini dengan memproduksi Euchema cottoni yang bisa diharap pada segmen pasar bahan baku industry pengolahan makanan siap saji maupun Alkali Treated Carrageenan (ATC) dan Semi-refined Carrageenan (SRC). Dengan menggarap segmen pasar ini maka usaha budidaya dan pemrosesan rumput laut ini dapat memproduksi kualitas rumput laut yang sesuai dengan permintaan pasar di segmen pasar ini. 

Target Pasar 

Target pasar dari bisnis budidaya rumput laut E. cottonii adalah para perusahaan pangan dan non pangan yang menggunakan campuran rumput laut sebagai pengolahan produknya. Produk ditawarkan nantinya juga akan sangat memperhatikan peluang pasar baik nasional maupun Internasional. 

Posisi daya saing Indonesia dapat ditingkatkan melalui peningkatan mutu produk. Mutu produk dapat ditingkatkan melalui penggunaan strain bibit yang baik, dan pemrosesan paska panen lebih yang baik. Indonesia sudah saatnya meningkatkan posisi dari pengekspor raw seaweed menjadi ekpsortir produk rumput laut, baik dalam bentuk makanan siap saji maupun Alkali Treated Carrageenan (ATC) dan Semi-refined Carrageenan (SRC). 

ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN ANCAMAN (SWOT ANALISYS) : 

Kekuatan
Kelemahan
1.Harga Terjangkau
2.Kualitas terjamin
3.Kebersihan Rumput laut terjamin

1.Manajemen tradisional
2.Sarana dan prasarana sederhana
3.Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan
4.Pemasaran yang masih terbatas
Peluang
Ancaman
1.Pangsa pasar yang masih luas
2.Bahan baku yang mudah di dapat
3.Pesaing besar relatip terbatas
4.Biaya produksi yang terjangkau
1.Munculnya pesaing baru


Target pasar rumput laut masih sangat terbuka dengan tingginya marjin permintaan dengan penawaran. Kemampuan produksi untuk memenuhi pangsa pasar masih sangat rendah dibandingkan dengan permintaan produk rumput laut baik skala nasional (domestik) maupun internasional (eksport). Produk yang dihasilkan adalah berupa produk yang seragam maka pencakupan pasar yang diterapkan adalah strategi pemasaran tampa pembedaan. 

Sementara level pasar yang terdapat di usaha ini memiliki pasar potensial yang sangat tinggi. Target pasar (target market) bidang usaha ini meliputi sasaran yang merupakan perusahaan/pabrik industry pengolahan makanan siap saji maupun Alkali Treated Carrageenan (ATC) dan Semi-refined Carrageenan (SRC). Usaha budidaya dan pemrosesan rumput laut yang dilakukan diharapkan dapat menyuplai atau memasok kebutuhan bahan baku dari industry hilir (pengolahan) rumput laut dengan kualitas yang sesuai.



Muhammad Fahri 
SMKN 1 Bima NTB 
elfahry.bimami@gmail.com

Read More......

Jumat, 28 Desember 2012

Pendidikan di Pusaran Kerawanan

Jumat, 28 Desember 2012

Oleh Hafid Abbas
Menarik direnungkan apa yang pernah dikemukakan oleh Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi. Bagi Malaysia, kata Badawi, pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia bukan sekadar sesuatu yang mutlak atau sangat vital, melainkan persoalan hidup matinya Malaysia.

Jika Indonesia berpandangan sama, bahwa pendidikan adalah persoalan hidup matinya bangsa ini di masa depan, maka sudah waktunya bangsa ini membenahi pendidikan secara sungguh-sungguh pada semua dimensi persoalan pendidikan. Beberapa waktu lalu (27/11/2012) harian ini melaporkan peringkat pendidikan Indonesia pada urutan terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Tempat pertama dan kedua diraih Finlandia dan Korea Selatan.

Tiga titik rawan


Jika wajah pendidikan kita seperti itu, proses perjalanan peradaban modern bangsa ini ke masa depan akan bergerak di atas pelataran yang amat rapuh. Berikut ini titik-titik rawan itu. Pertama, pada 21 Maret 2011, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR melaporkan, 88,8 persen sekolah di Indonesia, mulai dari SD hingga SMA/SMK, belum melewati mutu standar pelayanan minimal.
Read More......

Senin, 16 Juli 2012

To Manufacturing Hope, Dahlan Iskan

( mendukung ide besar sang menteri BUMN, Dahlan Iskan )
Oleh : Muhammad Fahri, SPi. MP

Profil Sang Menteri

Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur, adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit.

Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.

Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikutiBatam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. 


Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC)yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong. Dengan panjang serat optik 4.300 kilometer Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan,gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN. 


Gagasan Yang Lahir 


Membaca catatan Dahlan Iskan, sepertinya kita menemukan banyak solusi bagi kusutnya masalah BUMN. Cerita BUMN yang terus menabur kabar sedih tentang kerugian yang tak pernah berujung. Ada tengarai, bahwa BUMN adalah lahan tersubur bagi para koruptor besar di negeri ini. Belum lagi, bila badan usaha pelat merah ini berafiliasi dengan partai politik, maka cerita kerugian akan terus bertambah panjang. BUMN telah menjadi pundi besar politisi dan partai politik untuk mengeruk dana pembiayaan bagi siklus dan kelangsungan hidup partainya. Alhasil, menuju 70 Tahun kemerdekaan masih saja BUMN terperosok pada utang dan kerugian. 


Privatisasi BUMN vital telah dilakukan sejak lama, runtuhnya rezim orde baru seakan membuka pandangan bahwa BUMN hendaknya dinobatkan sebagai sumber penggali bagi dana pembangunan demi kemaslahatan umum. Namun, motif mulia itu hanya cerita yang masih maya adanya. Dobrakannya masih lemah dan cerita defisit masih tertera juga. 


Memulai kepemimpinan dengan kondisi terbatas, Dahlan Iskan merintis ide-ide baru diluar kebiasaan yang berlaku. Jalan Tol yang diharapkan untuk mengurangi atau mengurai kemacetan kota-kota besar Indonesia malah jadi momok dengan memperpanjang antrian pada pintu-pintu masuknya. Kemacetan kerapkali terjadi hanya karena pelayan pintu tol yang tidak profesional. Berita Dahlan Iskan melabrak petugas pintu tol bahkan membanting kursi loket adalah sejarah yang tidak pernah terjadi di Republik ini. Naluri kepemimpinannya yang terasah dengan segera nmenemukan akar masalah. Antrian dipintu tol hanya boleh 5 mobil saja. Kalau lebih harus segera dipecahkan. Jasa Marga telah diajari dengan sebuah tindakan efektif dan efisien. 


Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga telah dijamah dengan mengurangi sifatnya yang byar pett (sering mati kekurangan daya). Dimasa kepemimpinannya sebagai dirut banyak hal yang realisasikan. Akar masalahnya dicermati seksama. Pembangkit dengan berbagai kapasitas terpasang. Meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif seperti batubara, air, panas bumi, tenga surya telah membawa dampak dengan berkurangnya pemadaman secara signifikan. Tangan dingin Dahlan, telah mengisyaratkan upaya pemasangan sejuta pelanggan dalam sehari guna memenuhi menumpuknya antrian pelanggan baru yang membutuhakan energi listrik. Tetesan airmatanya meluap ketika kerjanya di PLN dialihkan ke menteri BUMN karena merasa kerjanya belum tuntas. 


 Sakit hati Dahlan kian berkecamuk saat mendengar negeri maritim ini masih mengimpor garam untuk menutupi stok garam nasional per tahunnya. Merasa tidak pantas, negeri yang lautnya meluap dan lahan pantainya yang luas sebagai modal pengadaan garam melimpah masih dikerumuni hal yang aneh, kekurangan garam. Tahun ini, Dahlan mencetuskan PT Garam yang tujuannya meningkatkan produksi garam nasional secara besar-besaran. Daerah NTT tepatnya di Sumba segera dibuka 70 ribu HA lahan baru dengan kondisi siap garap untuk garam yang lebih baik secara kualitas dan jumlahnya. Targetnya, Tahun ini kita bisa memenuhi kebutuhan garam nasional bahkan mengekspornya sebagai sumber devisa baru. 


Masih disekitar Sumba NTT, juga akan dibangun lahan peternakan (ranch) sekala besar untuk mengantisipasi stok daging nasional. Masalah kekurangan daging selalu saja menghantui negeri ini disetiap agenda rutinnya, hari raya. Masalah mendasar di bidang peternakan adalah bibit pejantan yang kurang bermutu sehingga induk betinanya tidak bisa menghasilkan bibit unggul. Perkawinan sapi lokal terjadi antar sesamanya sehingga bibit yang dihasilkan kian waktu semakin mengecil dan tidak bisa menghasilkan kualitas daging yang memadai. Menghindari perkawian incest (sedarah) adalah solusi yang ditawarkannya. 


Yang tak kalah serunya manajemen Dahlan terhadap penguatan stok gula nasional. Pabrik gula peninggalan Belanda yang telah berumur mendapat sentuhannya. Pabrik gula menjadi penentu kualitas gula yang dihasilkan. Sentuhan kecil perbaikan kondisi pabrik akan mengurangi masalah produksi. Secara prinsip, Dahlan mengemukan bahwa gula bukan hanya diproduksi di pabrik tetapi di perkebunan itu sendiri. Kualitas tebu menjadi faktor utama yang menentukan ketersediaan gula kita. Tebu berkualitas akan menyediakan rendemen yang baik. Rendemen yang baik akan meningkatkan kualitas gula baik kualitas maupun kuantitasnya. Manajemen penanaman tebu memegang kendali dalam carut marut masalah pergulaan nasional. 


 Perusahaan penerbangan nasional Garuda Indonesian Airways juga telah menunjukkan kerja yang semakin meningkat. Terbukti, dalam tahun terakhir maskapai ini telah mengalami peningkatan peringkatnya sebagai maskapai terbaik di asia mengalahkan MAS malaysia ataupu Thai Airways. Hanya Singapore Airlines yang masih belum bisa ditaklukkan. 


BatanTek, sebuah BUMN berbasis teknologi nuklir justru mengalami perkembangan pesat dengan menghasilkan radioisotop nuklir rendah yang sangat vital perannya dalam dunia medis. Sebuah inovasi yang mumpuni ditengah kalutnya kondisi BATANTEK yang tidak bisa mandiri dan sulit menghasilkan reaktor nuklir untuk listrik sekalipun. Alhasil, Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan dalam penyediaan isotop nuklir demi kepentingan dunia kesehatan. 


Program unik lainnya adalah Empat Putra Petir. Proyek ini sungguh luar biasa, dimana empat putra terbaik negeri diharuskan untuk menghadirkan moda transportasi berbasis listrik. Mobil Listrik Nasional. Perkembangan terakhir program ini dalam fase uji coba penggunaan mobil tersebut. Kemarin. Dahlan telah mencobanya mengendarai mobnas listrik tersebut rute Depok- Kantor BPPT meskipun mobnas harapan itu masih ngambek akibat kekuatan daya baterei listriknya belum sempurna. Jika progam ini sukses maka misi kita untuk melepas ketergantungan pada BBM akan semakin ringan. 


Makin banyak solusi yang ditemukan oleh Dahlan dalam memimpin perusahaan negara (BUMN) untuk kembali membawa kejayaan dan keharuman negeri ini. Semoga beliau diberi umur panjang dan dijaga agar tetap istiqomah mengemban amanat demi kehidupan negara besar ini. Selamat dan salut buat seorang menteri yang sahaja, Dahlan Iskan. Bagaimana menurut anda ??? (fahrinotes) Read More......

SAHABAT MAYA :

SEARCH LINK :

Label List

VISIT TOROWAMBA BEAUTY BEACH

VISIT TOROWAMBA BEAUTY BEACH
torowamba as one of tourism asset in sape bima

NEW MOTIVATION :

SUNGGUH SANGAT MEMALUKAN JIKA KAPAL BESAR KITA BERBALIK HALUAN KEBELAKANG HANYA UNTUK MENGURUS SAMPAN KECIL MASALAH. AYO !!! MAJU TERUS BRO !
Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates