Dr. Donald R. Buhler dan Dr. Cristobal Miranda
Department of Environmental and Molecular Toxicology Oregon State University
Translated by : Fahry Marewo7
Ringkasan: Flavonoids merupakan kandungan tang terdapat pada buah-buahan, sayur-sayuran, dan pangan tertentu yang mempunyai komposisi biokimia yang menguntungkan dan efek antioxidant. Niali gizi makanan dalam dietnya sangat tinggi dibandingkan makan antioxidants lain seperti vitamins C dan E. Aktivitas Antioxidant flavonoids tergantung pada struktur molekularnya, dan karakteristik struktural dari kandungan flavonoids tertentu pada hops dan bir mempunyai aktivitas antioxidant yang sangat kuat melebihi anggur merah, teh, atau kedelai.
Flavonoids adalah campuran polyphenolic yang ada dimana mana secara alami dan digolongkan, menurut struktur kimia, ke dalam flavonols, flavones, flavanones, isoflavones, catechins, anthocyanidins dan chalcones. Lebih dari 4,000 flavonoids telah dikenali, banyak terdapat dari buah-buahan, sayur-sayuran dan sari buah (teh, kopi, bir, anggur dan minuman sari buah). Flavonoids mendapat perhatian pada kurun waktu terakhir karena potensinya mempunyai efek yang menguntungkan pada kesehatan manusia dan telah dilaporkan mempunyai aktivitas antiviral, anti-allergic, antiplatelet, anti-inflammatory, antitumor dan antioxidant.
Antioxidants adalah kandungan yang melindungi sel melawan terhadap efek kerusakan dari jenis oksigen reaktif, seperti oksigen singlet, superoxide, peroxyl radikal, hidroksil radikal dan peroxynitrite. Ketidakseimbangan antara antioxidants dan jenis oksigen reaktif mengakibatkan tekanan oxidative, mendorong ke arah kerusakan selular. Tekanan Oxidative berhubungan dengan kanker, aging, atherosclerosis, luka-luka ischemic, peradangan dan penyakit neurodegenerative (Penyakit parkinson dan Alzheimer'S). Flavonoids dapat membantu menyediakan perlindungan melawan penyakit ini dengan dukungan, bersama dengan vitamins antioxidant dan enzim, untuk antioxidant total sistem pertahanan tubuh manusia. Studi Epidemiologi menunjukkan asupan flavonoid itu berhubungan terbalik dengan kematian akibat dari penyakit serangan jantung dan pada timbulnya serangan jantung.
Berkenaan dengan Antioxidants diet yang dikenali adalah vitamin C, vitamin E, selenium, dan carotenoids. Studi terbaru mempertunjukkan bahwa flavonoids yang ditemukan buah-buahan dan sayur-sayuran dapat bertindak sebagai antioxidants. Seperti alpha-tocopherol (vitamin E), flavonoids yang mengandung unsur-unsur kimia struktural yang mungkin bertanggung jawab untuk aktivitas antioxidantnya. Studi terbaru oleh Dr. Van Acker dan para rekan kerjanya di Belanda menyatakan bahwa flavonoids dapat menggantikan vitamin E sebagai rantai pemecah anti- oxidants pada membrane microsomal hati. Kontribusi flavonoids untuk antioxidant sistem pertahanan mungkin menjadi pertimbangan substansiil bahwa asupan total masukan harian dari flavonoids dapat berkisar antara 50 sampai 800 mg. Asupan ini adalah tinggi dibandingkan untuk rata-rata Asupan harian dari diet antioxidants seperti vitamin C (70 mg), vitamin E (7-10 mg) atau carotenoids (2-3 mg). Masukan Flavonoid tergantung pada konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan hidangan tertentu, seperti anggur merah, teh, dan bir. Konsumsi yang tinggi teh dan anggur mungkin yang paling berpengaruh pada total masukan flavonoid pada kelompok orang tertentu.
Oksidasi low-density lipoprotein (LDL) telah diketahui berperan penting dalam atherosclerosis. Sel Sistem kekebalan yang disebut macrophages mengenali dan menelan LDL yang dioksidasi, suatu proses yang mendorong pada pembentukan isyarat atau tanda peringatan atherosclerotic pada dinding arterial. Oksidasi LDL dapat diinduksi oleh macrophages dan dapat juga dikatalisasi oleh ion logam seperti tembaga (Cu). Beberapa studi menunjukkan bahwa flavonoids tertentu dapat melindungi LDL dari oksidasi oleh dua mekanisme tersebut .
Antioxidant flavonoids
(listed in order of decreasing potency)
• Quercetin (flavonol dalam sayuran, kulit buah-buahan, bawang)
• Xanthohumol (prenylated chalcone dalam hops dan beer)
• Isoxanthohumol (prenylated flavanone dalam hops dan beer)
• Genistein (isoflavone dalam kadelei)
Pro-oxidant flavonoids
• Chalconaringenin (non-prenylated chalcone dalam sari buah jeruk)
• Naringenin (non-prenylated flavanone dalam sari buah jeruk)
Kapasitas flavonoids untuk bertindak sebagai antioxidants tergantung pada struktur molekularnya. Posisi kelompok hidroksil dan corak lain dalam struktur kimia flavonoids adalah penting untuk antioxidantnya dan aktivitas pembebasan radikal bebas. Quercetin, merupakan flavonol dalam diet yang paling babyak, berpotensi sebagai antioxidant kuat karena mempunyai semua corak struktur yang benar untuk aktivitas pembebasan radikal bebas.
Baru-baru ini, flavonoids chalcone dan flavanone dengan sisi rantai prenyl atau geranyl diketahui berada dalam hops dan bir oleh Dr. Fred Stevens dan Dr. Max Deinzer dari Oregon State Universitas. Hops digunakan dalam bir untuk member rasa. Xanthohumol (chalcone) dan isoxanthohumol dan 6-prenylnaringenin (flavanones) adalah prenyl-flavonoids yang utama ditemukan dalam bir. Walaupun aktivitas antioxidant dari kandungan ini belum dipelajari, flavonoids ini mungkin bertanggung jawab untuk aktivitas antioxidant lager bir, yang mana lebih tinggi dibandingkan dengan teh hijau, anggur merah, atau sari buah anggur seperti yang dilaporkan lebih awal oleh Dr. Joe A. Vinson dari Universitas Scranton di Pennsylvania. Xanthohumol ditemukan hanya dalam bir tetapi dalam konsentrasi kecil. Untuk menilai aktivitas antioxidant dari prenylated flavonoids, kita bekerja sama/kolaborasi dengan peneliti LPI yang mengevaluasi kapasitas dari flavonoids ini untuk menghalangi oksidasi LDL oleh tembaga. Unsur Antioxidant dari prenyl flavonoids dibandingkan pada quercetin (flavonol), genistein (isoflavone utama dalam kedelai), chalconaringenin (chalcone non-prenylated), naringenin (flavanone non-prenylated), dan vitamin E. Kemugkinan interaksi xanthohumol, prenylchalcone utama dalam bir, dengan vitamin E untuk menghalangi oksidasi LDL yang diinduksi oleh tembaga adalah juga diuji.
Hasilnya menunjukkan bahwa prenylchalcones dan prenylflavones adalah efektif mencegah oksidasi LDL yang diaktifkan oleh tembaga dan prenylchalcones biasanya mempunyai aktivitas antioxidant lebih besar dibanding prenylflavanones. Xanthohumol, prenylchalcone utama dalam hops dan bir, adalah suatu antioxidant yang lebih kuat dibanding vitamin E atau genistein.
Seperti yang dilaporkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, juga ditemukan kelompok prenyl berperan penting didalam aktivitas antioxidant dari flavonoids tertentu. Flavonoid chalcone (chalconaringenin) dan flavanone (naringenin) dengan tidak adanya kelompok prenyl yang bertindak sebagai pro-oxidants, yaitu mereka mendukung bukannya membatasi oksidasi LDL oleh tembaga. Penambahan kelompok prenyl pada molekul flavonoid ini menetralkan aktivitas pro-oxidantnya.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada flavonoids yang unik dalam hops dan bir yang mungkin berpotensi untuk dimanfaatkan dalam pencegahan (preventionof) penyakit manusia yang berhubungan dengan kerusakan oleh radikal bebas. Pengamatan kelompok prenyl adalah penting untuk pemahaman aktivitas antioxidant pada flavonoids tertentu yang dapat mendorong kearah penemuan atau sintesa tentang flavonoids prenylated sebagai agen pengobatan atau pencegahan terhadap penyakit manusia berhubungan dengan radikal bebas. Harapannya, hasil dengan xanthohumol menyarankan bahwa prenylchalcone ini harus dipelajari lebih lanjut untuk aktifitas antioxidantnya dan efek perlindungannya terhadap kerusakan oleh radikal bebas pada hewan dan manusia. Studi awal menunjukkan bahwa xanthohumol tersebut dapat diserap dari saluran pencernaan pada tikus, dan studi lebih jauh diperlukan untuk mengevaluasi bioavailabilitas dari flavonoids menarik ini pada manusia.
Studi lebih lanjut juga diperlukan untuk menetapkan keamanan dan keselamatan penggunaan xanthohumol atau flavonoids lain sebagai bahan tambahan dalam diet makanan sampai dosis yang tinggi dari kandungan ini dapat menghasilkan efek yang kurang baik pada manusia, menurut penemuan terbaru oleh Dr. Martyn Smith, Profesor toxilogy, Universitas California di Berkeley.
Untuk informasi tambahan tentang flavonoids, lihat Linus Pauling Institut Micronutrient Information Center.
Last Update November, 2000
=========================================
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Jumat, 31 Juli 2009
Antioxidant Activities of Flavonoids (Translated)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda :