By. Fahry Bima 23.
ETIOLOGI
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri distribusinya luas. Bakteri ini dapat di temukan pada air tawar trpulusi maupun pada air laut yang kadar garamnya tinggi. Selain iut bakteri ini juga ditemukan pada intestinum ikan yang sehat.
m).Bakteri ini termsuk bakteri gram negatif, motil dan berbentuk batang (0,3-1,0 x 1,0-3,5
A. hydrophila mungkin paling sering menyebabkan wabah pada ikan yang diternakan maupun ikan yang hidup bebas pada air tawar. Penyakit akibat bakteri ini biasanya di asosiasikan dengan penyakit bakterial hemoragik septikemia pada ikan (dikenal sebagai aeromonad septicemia atau red pest ) yang mengalami stres karena beebagai sebab. Ikan dapat tertular penyakit inisetiap saat, walaupun biasanya sering terjadi pada saat musim panas dimana temperatur air meningkat dan ikan mengalami stress karena pergantian musim dari musiom panas ke mujsim dingin. Selain itu hal ini juga dapat terjadi akibat lingkungan yang jelek.
PERUBAHAN MAKROSKOPIS
Ikan yang terinfeksi biasanya dalam keadaan stress karena beberapa faktor dan menunjukan warna kulit yang gelap dengan hemoragik ireguler yang luas pada permukaan tubuh dan pangkal sirip. Selain itu ikan juga menunjukan gejala asites. Hemoragik pada permukaan kulit dapat mengalami ulserasi dan melanjud menjadi bentukan shallow necrotik lesions. Pada saat nekropsi organ terlihat mengalami kongesti dengan hemoragik pada organ dalam. Jika dilakukan irisan pada ginjal dan limpha yang membekak biasanya akan keluar cairan kental yang dari organ tersebut.
PERUBAHAN MIKROSKOPIS
Ginjal dan limpha mengalami atrofi dan selnya juga mengalami nekrosis. Membrana mukosa intestinal biasanya mengalami nekrosis dan sloughed menuju lumen. Nekrosis fokal ditemukan pad otot jantung, hepar, gonad dan pancreas. Lesi pada kulit diawali dengan munculnya edema pada dermis dan hiperemia dari stratum retikulare. Hal ini memicu terjadinya spongisis dan ulserasi dari epidermis yang diikuti dengan hemoragik nekrosis yang ekstensif menuju lapisan muskulus bagian bawah.
Klasifikasi Aeromonas hydrophila
Pada mulanya Aeromonas hydrophila dikenal dengan nama Bacilus hydrophilus fuscus. Bakteri ini pertama kali diisolasi dari kelenjar pertahanan katak yang mengalami perdarahan septisemia. Pada tahun 1936, Kluiver dan Van Niel telah mengelompokkan genus Aeromonas. Selanjutnya pada tahun 1984, Popoff telah memasukan genus Aeromonas ke dalam famili Vibrionaceae (Anonimous 2004a diacu dalam Yudha 2005). Mikroorganisme ini secara normal dapat ditemukan dalam lingkungan perairan (Blair et al. 1999 diacu dalam Robinson et al. 2000). Aeromonas hydrophila diisolasi dari manusia dan binatang sampai dengan tahun 1950. Bakteri ini memiliki nama sinonim A. formicans dan A. liquefaciens (Sismeiro et al. 1998).
Berikut adalah klasifikasi Aeromonas hydrophila (Holt et. al. 1998):
Filum : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Pseudanonadeles
Family : Vibrionaceae
Genus : Aeromonas
Spesies : Aeromonas hydrophila
Karakteristik Aeromonas hydrophila
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri heterotrophic unicellular, tergolong protista prokariot yang dicirikan dengan adanya membran yang memisahkan inti dengan sitoplasma. Bakteri ini biasanya berukuran 0,7-1,8 x 1,0-1,5 µm dan bergerak menggunakan sebuah polar flagel (Kabata 1985). Hal ini diperkuat oleh Krieg dan Holt (1984) yang menyatakan bahwa Aeromonas hydrophila bersifat motil dengan flagela tunggal di salah satu ujungnya. Bakteri ini berbentuk batang sampai dengan kokus dengan ujung membulat, fakultatif anaerob, dan bersifat mesofilik dengan suhu optimum 20 - 30 ºC (Kabata 1985).
Aeromonas hydrophila bersifat gram negatif, oksidasi positif dan katalase positif (Krieg dan Holt 1984). Bakteri ini juga mampu memfermentasikan beberapa gula seperti glukosa, fruktosa, maltosa, dan trehalosa. Hasil fermentasi dapat berupa senyawa asam atau senyawa asam dengan gas. Pada nutrient agar, setelah 24 jam dapat diamati koloni bakteri dengan diameter 1-3 mm yang berbentuk cembung, halus dan terang (Isohood dan Drake 2002).
Aeromonas hydrophila merupakan bakteri yang secara normal ditemukan dalam air tawar. Infeksi Aeromonas hydrophila dapat terjadi akibat perubahan kondisi lingkungan, stress, perubahan temperatur, air yang terkontaminasi dan ketika host tersebut telah terinfeksi oleh virus, bakteri atau parasit lainnya (infeksi sekunder), oleh kerena itu bakteri ini disebut dengan bakteri yang bersifat patogen oportunistik (Dooley et al. 1985).
Bakteri ini dapat bertahan dalam lingkungan aerob maupun anaerob dan dapat mencerna material-material seperti gelatin dan hemoglobin. Aeromonas hydrophila resisten terhadap chlorine serta suhu yang dingin (faktanya Aeromonas hydrophila dapat bertahan dalam temperatur rendah ± 4 ºC), tetapi setidaknya hanya dalam waktu 1 bulan (Krieg dan Holt 1984). Austin (1993) menambahkan bahwa sebagian besar isolat Aeromonas hydrophila mampu tumbuh dan berkembangbiak pada suhu 37 oC dan tetap motil pada suhu tersebut. Disamping itu, bakteri Aeromanas hydrophila mampu tumbuh pada kisaran pH 4,7-11,0 (Cipriano et al. 1984 diacu dalam Fauci 2001).
Aeromanas hydrophila menyebabkan penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) atau penyakit bercak merah. Bakteri ini menyerang berbagai jenis ikan air tawar seperti lele dumbo, (Clarius glariepinus), ikan mas (Cyprinus carpio), gurami (Osphronemus gouramy) dan udang galah (Macrobracium rusenbergil) dan dapat menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian tinggi (80-100%) dalam waktu 1-2 minggu.
Pengendalian bakteri ini sulit karena memiliki banyak strain dan selalu ada di air serta dapat menjadi resisten terhadap obat-obatan (Kamiso dan Triyanto 1993).
Patogenesa Penyakit
Menurut Botterelli dan Ossiprandi 1999 yang diacu dalam Hidayat 2006, sebagaimana halnya bakteri enteropatogenik, terdapat dua mekanisme patogenesa infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, yaitu:
1 Tissue adherence. Mekanisme ini diperantarai oleh S-Layer. S-Layer membantu penempelan dan kolonisasi bakteri pada mukosa usus. Proses ini juga dibantu oleh struktur filamentous (fimbriae) atau membranous (adhesins) yang memiliki aktivitas hemagglutinasi, terutama ditemukan pada strain mesofilik.
2 Toxin production. Toksin Aeromonas dapat diklasifikasikan menjadi endotoksin dan eksotoksin. Cytotoxins dan enterotoxins (termasuk aktivitas haemolytic) merupakan yang paling penting dalam patogenitas.
Patogenitas Aeromonas hydrophila
Aeromonas hydrophila yang patogen, diduga memproduksi faktor-faktor eksotoksin dan endotoksin, yang sangat berpengaruh pada patogenitas bakteri ini. Eksotoksin merupakan komponen protein terlarut, yang disekresikan oleh bakteri hidup pada fase pertumbuhan eksponensial. Produksi toksin ini biasanya spesifik pada beberapa spesies bakteri tertentu baik Gram positif maupun Gram negatif, yang menyebabkan terjadinya penyakit terkait dengan toksin tersebut. Endotoksin adalah toksin yang merupakan bagian integral dari dinding sel bakteri Gram negatif. Aktivitas biologis dari endotoksin dihubungkan dengan keberadaan lipopolisakarida (LPS). LPS merupakan komponen penyusun permukaan dari membran terluar (outer membrane) bakteri Gram negatif (Syamsir 2008).
Eksotoksin yang diproduksi oleh Aeromonas hydrophila meliputi hemolisin, protease, elastase, lipase, sitotoksin, enterotoksin, gelatinase, kaseinase, lecithinase dan leucocidin. Hemolisin merupakan enzim yang mampu melisiskan sel-sel darah merah dan membebaskan hemoglobinnya. Protease adalah enzim proteolitik yang berfungsi untuk melawan pertahanan tubuh inang untuk berkembangnya penyakit dan mengambil persediaan nutrient inang untuk berkembangbiak (Angka 2001). Aeromonas hydrophila dapat memanfaatkan albumin, kasein, fibrinogen, dan gelatin sebagai substrat protein. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakteri ini bersifat proteolotik (Shotts et al. 1985), sehingga berpotensi besar sebagai patogen ikan. Adanya enzim proteolitik akan merusak dinding intenstin, sehingga terjadi penebalan dinding, udem dan semi transparan (Munro 1982). Ketika Aeromonas hydrophila masuk ke dalam tubuh inang, maka toksin yang dihasilkan akan menyebar melalui aliran darah menuju organ. Enterotoksin merupakan suatu toksin ekstraseluler bakteri yang khususnya menyerang saluran gastrointestinal. Lechitinase adalah enzim yang menghancurkan berbagai sel jaringan dan terutama aktif melisiskan sel-sel darah merah, sedangkan leucocidin adalah enzim yang dapat membunuh sel-sel darah putih (Pleczar & Chan 1988). Hirono dan Aoki (1991) menambahkan bahwa Aeromonas hydrophila dapat memproduksi toksin ekstrasellular acetylcholinesterase, phospholipids, acyltransferase dan protease.
Bakteri Aeromonas hydrophila memiliki struktur dinding sel berupa Lipopolisakarida (LPS) yang dikenal sebagai endotoksin. Menurut Syamsir (2008), LPS dapat menyebabkan peradangan, demam, penurunan kadar besi, dan pembekuan darah. Angka (2001) menambahkan bahwa LPS dapat menyebabkan shock pada inang. Endotoksin akan dilepaskan ke lingkungan hanya apabila bakteri tersebut mati dan mengalami lisis.
Disamping mampu memproduksi eksotoksin dan endotoksin sebagai faktor virulensi, Aeromonas hydrophila patogen juga memiliki kemampuan untuk menempel pada sel tubuh ikan melalui aktifitas adhesins (Trust et al. diacu dalam Austin & Austin 1993). Adhesins ini bersifat sangat selektif, hanya mampu mengenali rantai polimer D-mannosa dan L-sucosa yang terletak pada permukaan sel eukariot. Dengan menempelnya Aeromonas hydrophila pada permukaan sel inang, kemungkinan besar sel inang tersebut akan terinfeksi (Austin & Austin 1993).
Baru-baru ini diketahui bahwa bakteri Aeromonas hydrophila yang motil dapat berpotensi menyebabkan infeksi saluran gastrointestinal pada manusia. Penelitian membuktikan bahwa beberapa strain Aeromonas hydrophila dapat menyebabkan kasus enteropathogenic, khususnya pada anak-anak, orang tua dan penderita immunocompromised (rusaknya sistem imun akibat infeksi patogen). Beberapa gejala diare akibat Aeromonas hydrophila penyebab gastroenteritis berkaitan erat dengan diproduksinya enterotoksin oleh Aeromonas hydrophila (Trower et al. 2000).
DAFTAR PUSTAKA.
Andrews, C., A. Exell and N. Carrington. 1988. The Intervet Manual of Fish Health.
Salamander Books Ltd. London.
Meyer, F.P. 1964. Field treatment of Aeromonas liquefaciens infections in golden shiners. Prog. Fish-Cult. 26(1): 33-35.
Post, G. 1983. Textbook of Fish Health.TFH Publication, Inc. Ltd.
Sarig, S. 1971. Diseases of Warmwater Fishes. TFH Publ., Neptune City, New Jersey.
Snieszko, S.F. 1973. The effect of environmental stress on outbreak of infection diseases of fishes. J. Fish. Biol. (6) : 197 208.
Supriyadi, H. dan P. Taufik. 1983. Penelitian pendahuluan immunisasi ikan dengan cara vaksinasi. Bull. Pen. PD .4 (1): 34 36.
Supriyadi, H. 1986. The susceptibility of various fish species to infection by the bacterium Aeromonas hydrophila. p. 241-242. In J.L. Maclean, L.B.Dizon and L.V. Hosillos (eds) The First Asian Fisheries Forum . Asian Fisheries Society. Manila. Philippines.
Supriyadi, H and A. Rukyani. 1990. The use of antibiotics and drugs for treatment of bacterial disease on fish and shrimp in Indonesia. In. Disease in Asian Aquaculture I. M. Shariff, R.P. Subashinghe and J.R. Arthur (eds), p. 515-517. Fish Health Section, Asian Fisheries Society, Manila, Philippines.
Supriyadi, H and M. Shariff. 1995. Evaluation of the immune response and protection confered in walking catfish, Clarias batrachus, administered inactivated Aeromonas hydrophila bacterin by immersion. In Diseases in Asian Aquaculture II. M. Shariff, J.R. Arthur and Subasinghe (eds) p. 405-412. Fish Health Section, Asian Fisheries Society, Manila. Philippines.
WELCOME TO MY BLOG ::
OK
Rabu, 07 Oktober 2009
Bacteri Aeromonas Sp.
Label :
Bacteri Aeromonas Sp
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 komentar:
caru doho kamanae, seperti Bos
lagi menghayal aja deh. capek mikir bakteri itu.
mwakakakakak,jadi murid memang gak enak..moga sukses dan bisa berternak bakteri di sape :D
di FB bnyak bakteri tuch...heehee... pa lagi di group dr. cinta
waduh..pake bahasa bima yang tidak pernah saya paham...
maksih infonya....ijin co-pas ya.....
saya baca dari beberapa literatur, aeromonas hydrophila juga dapat menginfeksi ikan air payau. kira-kira ikan air payau apa saja yang biasa terinfeksi?? (yang biasa dibudidayakan di Indonesia). terima kasih..
Alhamdulillah.... sangat bermanfaat sekali nih tulisannya.... untung aja ada DAPUSnya...
Posting Komentar
Komentar Anda :